Namun kemungkinan pemberian vaksin juga tidak bisa hanya dilakukan dengan satu kali suntikan dosis, tapi perlu booster, sehingga jumlah vaksin yang dibutuhkan akan ganda.
Dengan mempertimbangkan kebutuhan jumlah vaksin yang besar yang harus dipenuhi untuk jumlah penduduk Indonesia yang banyak, maka Indonesia mengembangkan vaksin secara mandiri yakni vaksin Merah Putih.
Tak hanya menjadi simbol kemandirian bangsa, pengembangan vaksin Merah Putih juga menjadi simbol kemajuan Indonesia karena menjadi investasi ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini dan masa depan sehingga bisa menjadi lebih siap jika menghadapi masalah pandemi di masa akan datang.
Baca Juga: Menyuarakan Teori Konspirasi Covid-19, Film Dokumenter 'Hold-Up' Sengaja Dibuat Prancis
Vaksin Merah Putih adalah vaksin Covid-19 yang menggunakan isolat virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 yang memang bertransmisi di Indonesia, dan pengembangan bibit vaksinnya dikerjakan oleh para ahli dan peneliti Indonesia dan pada akhirnya produksinya pun dilakukan di Indonesia.
Walaupun dibutuhkan cepat, tapi pengembangan vaksin Merah Putih tetap mengedepankan keamanan dan kemanfaatan (efikasi).
"Vaksin Merah Putih akan selalu prioritaskan keamanan dan keefektifan dengan uji klinis yang sesuai prosedur," kata Menteri Riset dan Teknologi Bambang PS Brodjonegoro, Jumat, 20 November 2020, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari ANTARA.
Baca Juga: JKN-KIS Permudah Iuran Peserta, BPJS Kesehatan: Pemerintah Memperhatikan Masyarakat Tidak Mampu
Uji Praklinis
Menristek Bambang menuturkan ada kemungkinan vaksinasi dilakukan lebih dari satu kali per orang maka kebutuhan vaksin Covid-19 bisa mencapai jumlah di atas 300 juta sampai 400 juta ampul.