PDIP Menilai, Ada Pembangkangan pada Acara Habib Rizieq, Serupa Kejahatan Kemanusiaan

- 19 November 2020, 09:23 WIB
Politikus PDI Perjuangan Henry Yosodiningrat dalam acara ILC, tangkap layar.
Politikus PDI Perjuangan Henry Yosodiningrat dalam acara ILC, tangkap layar. /Youtube/Indonesia Lawyers Club

PR CIREBON - Politikus PDI Perjuangan Henry Yosodiningrat menyatakan dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) bahwa bangsa ini sedang dalam satu ancaman bahaya, yaitu menghadapi bencana non alam.

"Bencana non alam dalam hal ini Covid-19, dan terkait dengan hal itu Indonesia sudah mengikuti standar yang berkaitan dengan protokol kesehatan, kemudian sudah dituangkan dalam bentuk Inpres," kata Henry, di video yang diunggah ILC pada Rabu, 18 November 2020.

Tema ILC tersebut adalah ketika protokol kesehatan dilanggar. Henry menyampaikan masyarakat tahu hal yang mencolok mata adalah, ketika terjadi pelanggaran terhadap protokol kesehatan, yaitu terjadi di tiga tempat, Bandara, Maulid Nabi, dan di Megamendung.
 
Baca Juga: Tak Terima Dituding Bertindak Kriminalisasi ke Anies Baswedan, PMJ: Pemanggilan untuk Klarifikasi

Dia menyebut hal tersebut sangat  mengkhawatirkan, karena menurut data pertambahan jumlah korban Covid-19 dalam kurun waktu beberapa hari ini sangat mencolok.
 
"Karena apa yang dituangkan di dalam Inpres atau yang berkaitan dengan protokol kesehatan. Itu adalah mengutamakan keselamatan rakyat, artinya hukum tertinggi adalah keselamatan rakyat, itu juga dikatakan oleh Presiden," ujarnya.

Henry mengatakan dia melihat terjadinya pembangkangan terhadap ketentuan atau Inpres. Pembangkangan ini artinya pembangkangan terhadap negara, kalau pembangkangan terhadap negara yang berkaitan dengan keselamatan manusia atau keselamatan rakyat, itu tidak ubahnya seperti kejahatan terhadap kemanusiaan. 
 
 
Karena menurutnya dampak dari terjadinya kumpul massa dalam jumlah yang ribuan tidak dapat dipastikan, tidak dapat dijamin bahwa akan terjadi jaga jarak. 
 
Selain itu Henry menuturkan, tidak dapat dipastikan juga bahwa semua orang akan memakai masker, ketika hal itu masih dilanjutkan dengan berbagai dalih, dengan berbagai argumentasi sebagai pembenaran, artinya apa yang terjadi setelah ini harus disadari betul.

"Salahkah kalau saya katakan bahwa hal itu merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan, kita sudah sama-sama tahu lebih dari 15.000 orang yang sudah meninggal akibat dari Covid-19, kemudian belakangan akibat dari pelanggaran protokol kesehatan di tiga tempat, ada empat putra terbaik bangsa yang menjadi korban, dua perwira tinggi dan dua perwira menengah, dicopot," katanya.
 
 
Henry mengungkapkan sangat jelas pencopotan jabatan tersebut karena tidak bisa melaksanakan pengamanan atau tidak dapat menghalangi, sementara yang mau dihalangi jumlahnya sedemikian banyak, dan memikirkan dampak yang akan terjadi kalau lakukan penghalangan itu.
 
"Kemudian tadi saya mendengar dari saudara Haikal kalau ada pihak-pihak yang berseberangan, ga jelas ini siapa berseberangan dengan siapa pihak itu. Kemudian anaknya Pak Rizieq dijegal, diganjal hari H kepulangan, harus dijelaskan dong supaya tidak timbul fitnah," urainya.

"Kemudian terjadi ketidakadilan, tidak adil dalam hal yang mana? harus dijelaskan di sini. Bahkan,TNI seperti mau perang, lah coba kita intropeksi, saya seumur hidup diajari oleh orangtua saya untuk menghadiri setiap peringatan Maulid Nabi, dan sejak saya masih kecil saya digendong dibawa oleh orangtua saya, seumur hidup saya belum pernah melihat, belum pernah mendengar ada kegiatan Maulid Nabi yang berisi caci maki kemudian provokasi kebencian terhadap pemerintah yang sah. Disebut-sebut lagi revolusi berdarah, dengan berbagai ancaman-ancaman," kata Henry menambahkan.

 
Dia mengajak semua pihak untuk berhenti menakut-nakuti rakyat, ataupun memaksakan kehendak, serta untuk sama-sama menahan diri dan nafsu politik.
 
"Mari kita hentikanlah menakut-nakuti rakyat kemudian teror memaksakan kehendak, mengajak perang berdarah dan sebagainya. Dampak dari Covid ini kita sama-sama tahu bahwa melumpuhkan perekonomian, nyaris semua pekerjaan WFH, mau sampai kapan? kalau memang mencintai bangsa ini mari sama-sama menahan diri, menahan nafsu politik," kata Henry.

Dia menjelaskan di dalam The Power of Unity disebutkan ada ulama dan umaro, tetapi ulamanya tidak taat kepada umaro. 
 
"Bahwa pemerintah adalah pemerintah yang sah, jangan memprovokasi rakyat dengan mengatakan 'Jokowi presiden yang ilegal', ini akan menimbulkan kerusuhan-kerusuhan, kaitannya dengan The Power of Commitment harus ada trust, tadi ada pernyataan bahwa kalau saya tidak salah menangkap tadi ada public distrust, kenapa?" ujarnya.
 
 
Henry melihat hal itu dikarenakan adanya kelompok-kelompok tertentu yang memprovokasi rakyat untuk membenci pemerintah dengan berbagai fitnah. Ini yang menurutnya harus dihentikan kalau memang cinta kepada bangsa ini, jadi jangan mencari alasan.

"Saya tahu kalau setelah ini saya akan diteror, beberapa waktu lalu karena saya datang ke Polda, saya catat itu, ada saya simpan," katanya. Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Youtube Indonesia Lawyers Club.
 
Henry mengaku ada lebih dari 200 nomor telefon yang mengirim Whatsapp dengan cara yang sangat sistematis untuk meneror, dan dia yakin hal itu dilakukan dengan semacam tim cyber, pesan tersebut berisikan kata-kata yang penuh caci maki, yang Henry umpamakan tidak kalah kotornya dengan apa yang diucapkan pada saat acara Maulid Nabi.

"Kemudian saya berharap yang ada rencana 212, kalau kita memang cinta bangsa ini pertimbangkan kembali agar jangan sampai terjadi ada kluster dari pasca reuni 212. Kita lihat manfaat dan mudharatnya apa, kembali lagi hati kita  yang berbicara, kalau memang kita cinta negara ini bukan dengan cara-cara seperti yang dilakukan itu selama ini," kata Henry mengakhiri.

***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: YouTube Indonesia Lawyers Club


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x