Disebut Beberapa Orang Saja Boleh Namakan Istana, Refly Harun: Terkesan Ingin Cari Panggung

- 15 November 2020, 21:52 WIB
Pakar hukum tata negara, Refly Harun.
Pakar hukum tata negara, Refly Harun. /Tangkapan layar YouTube Refly Harun./


PR CIREBON - Belum lama ini Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memberikan pernyataan yang menjadi sorotan publik, lantaran dirinya mangatakan bahwa  pejabat yang bisa mengatasnamakan Istana, antara lain dirinya sendiri, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, dan Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung.

Hal ini yang menjadi pertanyaan Refly Harun, Ahli Tata Hukum Negara tentang kedudukan Fadjroel Rachman sebagai Juru Bicara Presiden RI Joko Widodo.

"Jika memang itu yang dibolehkan mengatasnamakan istana, tentu pertanyaannya adalah bagaimana dengan Fadjroel Rachman Juru Bicara Presiden, apakah sudah dipecat?," kata Refly dalam video di akun Youtube Refly Harun, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com.

Baca Juga: Pemerintah Siapkan Sosialisasi dan Konsultasi Publik Terkait Aturan Turunan UU Cipta Kerja

Menurut Refly, pernyataan Moeldoko ini sangat bagus, karena Refly merasa selama ini terjadi banyak kekacauan dalam komunikasi di Istana.

"Banyak sekali orang yang berbicara-seolah-olah mewakili istana, mewakili presiden, ketika diundang oleh stasiun tv," ujarnya.

Selain itu, orang yang mewakili tersebut, kata refly, rata-rata berasal dari Kantor Staf Presiden (KSP) yang berbicara mengenai kebijakan-kebijakan presiden.

Baca Juga: Wagub DKI Jakarta Beri Denda Acara Pernikahan Putri HRS, Netizen: Tujukkan Pemda DKI Tegas

"Rata-rata memang orang dari KSP yang ngomong seperti itu, paling sering orang-orang dari KSP berbicara mengenai kebijakan-kebijakan presiden atau kebijakan-kebijakan istana," jelas Refly.

Refly pun mengkritisi bahwa hal tersebut dianggap kurang tertib, jika setiap orang bisa berbicara mengatasnamakan istana.

"Ini lah yang menurut saya kurang tertib, kenapa kurang tertib? Terkesan masing-masing orang ingin cari panggung. Padahal sejatinya yang namanya KSP itu harusnya ya dia sebagai sayap kanan, tapi di kita sudah salah kaprah. Dia tidak sebagai sayap kanan, tapi juga jadi implementator," kata Refly.

Baca Juga: Diserang Hamas Dengan Roket, Militer Israel Balas Hantam Infrastruktur Bawah Tanah Hamas

Hal tersebut membuat KSP menjadi birokrasi yang gemuk, menurut Refly.

"Ada deputi disana, staf-staf ahlinya. Ya mulai dari Eslon 1, 1B, Eslon 2, Eslon 3 dan lain sebagainya," ujarnya.

Selain itu, dalam KSP juga banyak sekali orang-orang yang ikut membantu dalam kesuksesan presiden Joko Widodo dalam pemilihan presiden pada tahun lalu.

Baca Juga: Siap-siap Guru Honorer, Bantuan Total Rp.1,152 Triliun Segera Disalurkan Pemerintah

Sebelumnya, Kantor Staf Kepresidenan menyatakan bahwa 15 sepeda donasi dari PT Roda Maju Bahagia kolaborasi dengan Damn! I Love Indonesia milik Daniel Mananta ditujukan kepada lembaga negara yaitu KSP.

Kepala Staf Presiden Moeldoko mengklarifikasikan hal tersebut karena terjadi kesalahpahaman di publik bahwa ke-15 sepeda lipat tersebut ditujukan kepada Presiden Jokowi dan dirinya.***

 

Editor: Egi Septiadi

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x