Kecam Perkataan Macron, FAKTA: Penghinaan Sangat Biadab, Membuat Hubungan Islam dan Barat Terganggu

- 3 November 2020, 18:41 WIB
Presiden Prancis, Emmanuel Macron: FAKTA ikut mengecam perkataan Macron dan menyebutkan hal tersebut bisa membuat hubungan islam dan barat jadi terganggu./Instagram.com/@enmarcheavecmacron
Presiden Prancis, Emmanuel Macron: FAKTA ikut mengecam perkataan Macron dan menyebutkan hal tersebut bisa membuat hubungan islam dan barat jadi terganggu./Instagram.com/@enmarcheavecmacron /

PR CIREBON – Gelombang kecaman atas pernyataan kontroversial yang disampaikan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menyudutkan umat Islam beberapa waktu lalu, masih terus bergulir di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Kali ini kecaman tersebut, datang dari komunitas advokat Indonesia. Menurut Wakil Presiden Forum Pengacara Kesatuan Tanah Air (FAKTA) Mukhlis Ramlan, pernyataan Macron merupakan kejahatan serius.

Sebelumnya, Macron menyebut karikatur Nabi Muhammad sebagai kebebasan berekspresi, dan menyebut Islam sebagai agama yang tengah krisis.

Baca Juga: Siap-siap Warga Jakarta Selatan, Dukcapil Sedang Distribusikan 427 KTP-el sejak Sabtu

Macron juga akan menindak serius separatisme Islam, salah satunya dengan membuat aturan yang lebih tegas. Pernyataan tersebut disampaikan usai peristiwa pemenggalan guru sejarah Samuel Patty, karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW kepada murid-muridnya.

"Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron adalah kejahatan serius soal agama dan akan terus memunculkan perlawanan keras oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia," kata Mukhlis, Selasa 3 November 2020, seperti dikutip PikiranRkayat-Cirebon.com dari RRI.

Menurut Mukhlis, apa yang disampaikan Presiden Macron tersebut, merupakan penghinaan terhadap Muslim dan melukai hati umat Islam di seluruh dunia.

Baca Juga: Serangan Dadakan Terjadi di Universitas Kabul Afghanistan, 19 Siswa Tewas dan 22 Orang Luka-luka

"Karena tindakan tersebut jelas penghinaan sangat biadab yang bisa membuat hubungan Islam dan Barat menjadi terganggu dan berpotensi terjadi konflik dimana-mana," ucap Mukhlis.

Ucapan Macron, lanjutnya, merupakan wujud kekerasan verbal, kejahatan serius, serta sikap tak bermoral yang dilakukan oleh seorang kepala negara.

"Padahal di saat yang bersamaan agama Islam sedang tumbuh dan berkembang di Prancis," katanya.

Baca Juga: Aksi Teror Terjadi di Wina Austria, 3 Orang Tewas dan 15 Lainnya Alami Luka-luka

Dia menilai, seharusnya Macron belajar dari peristiwa yang menimpa Samuel Patty. Bukan malah memunculkan kebencian atau persoalan baru.

"Macron malah membuka ruang kejahatan baru dengan mendukung karikatur tersebut yang jelas menyudutkan umat Islam, menghina, melukai dan tentu akan terjadi arus perlawanan yang tiada henti oleh umat Islam seluruh dunia dengan beragam cara dan gerakan yang akan dilakukan," ujarnya.

Ia berharap tak ada lagi, Macron-Macron baru. Sebab, tindakan pria itu dipandang merupakan kemunduran peradaban.

Baca Juga: Kelompok 'Serigala Abu-abu' dari Turki Diduga Ikut Terlibat dalam Aksi Demonstrasi di Prancis

"Tidak boleh lagi ada Macron lain dan tindakan serupa dilakukan oleh siapapun di zaman yang sudah modern dan sangat maju saat ini. Karena pernyataan Macron adalah kalimat kaum barbar dan sangat primitif yang berakibat kemunduran bahkan kehancuran," pungkasnya.***

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x