Perjuangkan Presidential Threshold, Refly Harun Sebut Kalau Solid Tidak Ada Lagi Kemenangan Pilpres

- 30 Oktober 2020, 06:38 WIB
Gawat, Demokrasi di Indonesia Menurun Sejak Pilpres 2014 Ini Penyebabnya
Gawat, Demokrasi di Indonesia Menurun Sejak Pilpres 2014 Ini Penyebabnya /pixabay/
PR CIREBON - Refly Harun menyatakan tidak ada gunanya kalau kemenangan pada pemilu bukan karena rakyat memilih tapi karena kemampuan finansial atau jaringan kekuasaan yang bekerja, Kamis 29 Oktober 2020.
 
"Dalam Pilpres 2024 ada dua isu yang penting, pertama adalah apakah berhasil untuk menumbangkan presidential threshold yang sedang saya perjuangkan di MK mewakili pemohon Rizal Ramli, yang kedua apakah konstelasi istana dan di luar istana akan terpelihara," kata Refly Harun dalam video Youtube yang membahas 'apakah Jokowi akan meninggalkan PDIP. 
 
Refly mengungkapkan kalau tetap terpelihara, Indonesia akan kembali pada dua calon tetapi kalau konstelasi itu berubah. Ada arus atau poros ketiga maka bukan tidak mungkin akan ada calon ketiga, dan bisa jadi pada detik itulah Jokowi akan berbeda jalan dengan PDIP itu sangat mungkin terjadi.
 
Baca Juga: Wapres RI: NU Memiliki Kewajiban Mengembangkan Ajaran Islam Moderat

"Karena politik sangat dinamis, apa yang kita yakini hari ini bisa jadi berubah," ujarnya. Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Youtube Refly Harun.

Dia menilai ada hal yang harus digarisbawahi, seberapapun politik itu dinamis adalah bagaimana kita membangun sebuah sistem yang solid. Selain itu, sebagai orang yang bergelut di bidang hukum tata negara, dia ingin berjuang bagaimana menegakkan basis-basis, nilai-nilai misalnya menghilangkan presidential threshold.
 
Kemudian yang kedua agar Indonesia mampu menyelenggarakan pemilu yang jujur dan adil. Menurutnya tidak ada gunanya kalau kemenangan pada pemilu bukan karena rakyat memilih tapi karena kemampuan finansial atau jaringan kekuasaan yang bekerja, secara formal Indonesia memang melakukan demokrasi tetapi secara substantif belum.

 
"Kalau kita memiliki sistem yang solid, maka dinamika politik itu tetap di rel yang solid tersebut. Jadi kemenangan dan kekalahan dalam pilpres tidak lagi ditentukan oleh faktor di luar rel konstitusi tapi melainkan pada pilihan rakyat itu sendiri, pada calon pemimpinnya," urainya.

Dia berharap calon pemimpin itu memang muncul dari rahim rakyat, yang peduli rakyat, yang tahu bahwa negara ini perlu menjadi negara besar dengan segala kebesarannya, dan dengan segala upaya baiknya. Misalnya memberantas korupsi, pungli, dan mampu merekrut orang-orang terbaik dalam pemerintahan, mencari orang-orang amanah dan lain sebagainya.

"Mudah-mudahan era ini akan datang sedikit demi sedikit di republik yang kita cintai ini," kata Refly Harun.
 

 ***

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x