Tidak akan Menghentikan Protokol Kesehatan, Kemenkes Sebut Vaksin Covid-19 Bukan Akhir dari Pandemi

- 23 Oktober 2020, 17:50 WIB
Jubir Pemerintah Achmad Yurianto: Kemenkes sebut dengan adanya vaksin Covid-19, ini bukan tanda dari berakhirnya pandemi dan tidak akan menghentikan protokol kesehatan.
Jubir Pemerintah Achmad Yurianto: Kemenkes sebut dengan adanya vaksin Covid-19, ini bukan tanda dari berakhirnya pandemi dan tidak akan menghentikan protokol kesehatan. /covid19.go.id/.*/Humas BNPB

PR CIREBON - Uji klinis vaksin Covid-19 nampaknya membuahkan hasil, pasalnya pemerintah berencana akan melakukan vaksinasi pada 9,1 juta penduduk pada akhir November 2020.

Vaksin Covid-19 tersebut diimport dari tiga perusahaan produsen vaksin asal Tiongkok, yaitu Sinovac, Sinofarm, dan Cansino.

Namun Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan keberadaan vaksin Covid-19 tidak serta merta menghentikan protokol kesehatan.

Baca Juga: Jenderal Bintang Satu Polri Diduga Terlibat LGBT, Ketua Presidium IPW Sebut Itu Bukan Hal Baru

Yurianto menjelaskan bahwa menjalankan protokol kesehatan adalah lini pertahanan pertama dalam mencegah tertular virus Covid-19.

"Lini pertama tetap melaksanakan protokol kesehatan karena dengan menjalankan protokol kesehatan kita jadi tidak terpapar virus Covid-19.

"Mencegahnya dengan menggunakan masker, menjaga jarak, dan selalu mencuci tangan dengan sabun. Apabila tidak terpapar virus maka tidak akan sakit dan tentunya tidak akan meninggal karena Covid-19," jelas Yurianto, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News dalam Judul 'Kemenkes: Protokol Kesehatan Tetap Dijalankan meski Ada Vaksin'.

Baca Juga: Relawan Jokowi Sarankan Reshuffle Kabinet, Gerindra Sebut Sangat Sulit Bekerja Maksimal saat Pandemi

Vaksin Covid-19 menurut Yurianto merupakan lini pertahan kedua setelah protokol kesehatan, yang fungsinya mencegah orang yang telah terpapar virus Covid-19 dan terkonfirmasi positif, tidak akan jatuh sakit karenanya.

Yurianto menegaskan bahwa vaksin Covid-19 tidak melindungi dari paparan virus Covid-19, melainkan hanya mencegah sakit apabila tertular.

"Ini yang perlu dipahami, sekalipun sudah divaksin maka menjaga agar tidak terpapar dengan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun perlu tetap dilaksanakan," tegasnya.

Baca Juga: Kampanye Online Alami Kendala, Pilkada 2020 Diwarnai Fakta Masih Banyak Paslon Tidak Terbiasa

Kekebalan tubuh seseorang terhadap virus Covid-19 karena vaksin atau sistem imun tubuh yang bagus tidak menjamin virus tersebut tidak menular ke orang lain.

Selanjutnya apabila orang tersebut menularkan pada orang lain yang sistem imun tubuhnya lebih lemah, seperti lansia dan orang yang memiliki penyakit bawaan, bisa sangat berbahaya karena beresiko jatuh sakit atau bahkan menyebabkan kematian.

"Vaksin bukan penyelesaian akhir pandemi Covid-19, sehingga persepsi kita sudah bebas karena ada vaksin itu salah. Tetap harus gunakan masker, menjaga jarak dan cuci tangan dengan sabun sekalipu sudah divaksin," jelas Yurianto.

Baca Juga: Kabar Baik, Reisa: Kasus Aktif Covid-19 dalam Persentase Terkecil, Kesembuhan Hampir Capai 80 Persen

Selain dari Tiongkok pemerintah juga akan mendatangkan vaksin buatan Astra Zenneca dari Inggris dan memproduksi vaksin setengah jadi dari Sinovac yang akan dibuat oleh Bio Farma, serta Vaksin Merah Putih buatan dalam negeri sepanjang tahun 2021 hingga 2022.***

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x