PR CIREBON - Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet), meminta Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan agar semakin aktif menjelaskan perihal pengelolaan dan pemanfaatan utang luar negeri kepada masyarakat Indonesia.
Penjelasan yang komprehensif sangat diperlukan guna menghindari kesalahan dalam memahami alasan maupun urgensi negara harus berutang.
"Kita semua berharap dan terus mengingatkan menteri keuangan untuk tetap berhati-hati dan bijaksana dalam mengelola utang luar negeri,” tutur Bamsoet, di Jakarta, Kamis 22 Oktober 2020, diktuip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Warta Ekonomi.
Baca Juga: Depok Diprioritaskan Terima Vaksin Covid-19, Ridwan Kamil: Titik Simulasi Penyuntikan Sudah Ada
Lanjutnya, Indonesia sudah puluhan tahun berstatus sebagai debitur pada sejumlah lembaga keuangan multilateral seperti Bank Dunia, IMF, atau Bank Pembangunan Asia.
“Indonesia sudah memiliki pengalaman yang mumpuni dalam mengelola utang luar negeri, tetapi tetap harus diperlukan kehati-hatian dan transparansi," ujarnya.
Sebagaimana diberitakan Warta Ekonomi dengan judul ‘Bamsoet: Menkeu Harus Aktif Jelaskan Pemanfaatan Utang Luar Negeri Indonesia’, Ketua DPR RI ke-20 ini menuturkan, belum lama ini Bank Dunia merilis International Debt Statistics (IDS).
IDS dari Bank Dunia itu menyebutkan bahwa Indonesia berada di posisi tujuh dari daftar 10 negara berpendapatan kecil-menengah dengan utang luar negeri terbesar.
Baca Juga: ShopeePay Perkuat Keamanan Akun Pengguna, Hadirkan Fitur Rekognisi Wajah dan Sidik Jari
Per tahun 2019, utang luar negeri Indonesia tercatat 402,08 miliar dolar AS, akumulasi dari utang luar negeri pemerintah, BUMN, dan swasta.