Indonesia Masuk Daftar 5 Negara Terbaik, Airlangga: Seimbang Penanganan Covid-19 dan Krisis Ekonomi

- 13 Oktober 2020, 09:17 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartanto.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartanto. /Instagram/@airlanggahartarto_official

PR CIREBON – Airlangga Hartarto, Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) mengungkapkan, Indonesia masuk dalam daftar 5 negara terbaik dalam penanganan Covid-19 dan krisis ekonomi yang tengah dihadapi dunia.

"Jadi kita ini termasuk top 5 yang bisa menangani secara berimbang antara Covid maupun penurunan kontraksi ekonomi," kata pria yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Ekonomi, di Jakarta, Senin 12 Oktober 2020, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI.

Klaim itu juga didasarkan pada beberapa indikator. Seperti turunnya jumlah kasus Corona aktif di Indonesia menjadi 19,97 persen dibanding beberapa waktu lalu sebesar 22,1 persen.

Selain itu, Lanjut Airlangga, recovery rate (tingkat kesembuhan) penderita Covid-19 di Indonesia pun menunjukan angka peningkatan.

Baca Juga: Prabowo Tahu Demo Tolak UU Omnibus Law Sengaja: Negara Tertentu Tak Suka Indonesia Aman dan Maju

"Kemudian terkait recovery rate (tingkat kesembuhan) itu 76.48 persen. Ini lebih tinggi dari angka recovery rate dunia yang berkisar 75 persen," ujarnya.

Menurutnya, ini merupakan hasil dari menurunnya kasus aktif di beberapa provinsi sehingga tingkat kesembuhanya naik.

Sementara, tingkat kematian (fatality rate) sebesar 3,55 persen. Angka capaian ini masih lebih rendah dari rata-rata dunia sekitar 2,9 persen.

Meski demikian, Airlangga mengklaim fatality rate di Indonesia masih lebih baik dari beberapa negara di dunia dengan capaian 4 persen.

"Kita di bawah beberapa negara lain seperti Korea Selatan, Lithuania, dan Taiwan," katanya.

Baca Juga: Demi Sambut 10.000 Pasukan Habib Rizieq Tolak UU Omnibus Law, Arus Lalu Lintas Sekitar Monas Ditutup

Kemudian, kontraksi ekonomi Indonesia relatif lebih rendah dari 215 negara lain yang juga terjangkit pandemi Covid-19.

 Ia mengatakan banyak negara yang mengalami kontraksi ekonomi hingga dua digit angka, sedangkan Indonesia masih satu digit dan cukup rendah.

Kontraksi ekonomi Indonesia sebesar 5,32 persen pada kuartal II 2020. Sementara untuk kuartal III masih menunggu pengumuman resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS), meski sudah diramal tetap negatif dan akan masuk jurang resesi.

"Indonesia adalah negara kelima yang dianggap kontraksi ekonominya lebih rendah dari yang lain," ucapnya.

Sementara untuk ekonomi kuartal IV 2020, menteri yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar itu menargetkan ekonomi sudah mulai memasuki zona netral dengan kurva pertumbuhan huruf V.

Baca Juga: Cegah Massa Demo Tolak UU Omnibus Law, 100 Pasukan Brimob Manggarai Barat Siap Amankan

Proyeksinya, ekonomi berada di kisaran minus 1 persen sampai positif 0,6 persen pada keseluruhan 2020.

Untuk mengejar target sampai akhir tahun, tuturnya, Presiden Jokowi meminta jajaran menteri agar melakukan pengendalian mikro terhadap beberapa kota. Mulai dari Ambon, Jakarta Utara, Depok, Bekasi, Padang, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Pekanbaru, hingga Jakarta Timur.

"Ini untuk didalami seperti kemarin saat menangani delapan provinsi plus tiga provinsi lainnya," pungkasnya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah