Network
PR CIREBON - Usai RUU Omnibus Law Cipta Kerja sah menjadi Undang-Undang (UU) oleh DPR dan Pemerintah pada 5 Oktober 2020 lalu, beragam polemik dan kontroversi telah terjadi.
Masyarakat yang kecewa dengan DPR ramai-ramai menyindir sikap DPR yang dianggap tak memihak rakyat, hingga menjadi trending di Twitter dan menjadi bulan-bulanan netizen.
Namun, tak hanya di media sosial, aksi penolakan terhadap UU Cipta Kerja (Ciptaker) pun berlangsung di berbagai daerah dengan aksi turun ke jalanan walau sedang pandemi.
Baca Juga: Perihal Tunggakan Honor Rp 12 M Panitia Asian Games, Kemenpora: Tak Menahan, Hanya Berhati-hati
Tak hanya buruh yang melakukan aksi turun ke jalanan, namun mahasiswa pun turut bergabung sebagai penolakan terhadap UU Cipta Kerja yang telah meresahkan para buruh.
Mulai dari mahasiswa yang tergabung dalam aliansi BEM se-Indonesia hingga organisasi-organisasi ekstra kampus, seperti PMII, HMI, dan KAMMI turut menyuarakan suara rakyat untuk menolak Omnibus Law.
Di Twitter, tagar #MahasiswaBergerak dan #Mahasiswa turun ke jalanan menjadi trending dan mendapatkan dukungan dari netizen bahkan beberapa tokoh penting di Indonesia, salah satunya Rizal Ramli.
Baca Juga: Perusahaan Ritel Ace Hardware Digugat Pailit, Berikut Gugatan dan Dampaknya
Berdasarkan pantauan PikiranRakyat-Cirebon.com, ekonom senior Indonesia sekaligus mantan aktivis mahasiswa itu mengaku sempat underestimate kepada mahasiswa zaman ini, di mana kebanyakan dari mereka tak tertarik pada masalah rakyat.
