Inovasi Kampanye Virtual Gibran Dipertanyakan, Pengamat: Lebih Banyak Aspirasi, Tapi Desa Efektif ?

- 27 September 2020, 19:23 WIB
Gibran Rakabuming Raka melakukan kampanye virtual di Solo, Jawa Tengah pada Sabtu, 26 September 2020.
Gibran Rakabuming Raka melakukan kampanye virtual di Solo, Jawa Tengah pada Sabtu, 26 September 2020. /RRI

PR CIREBON - Pasangan Calon nomor urut 01 di Pilkada Solo 2020, Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa sudah melakukan kampanye perdana dengan melakukan blusukan daring di Kampung Bonorejo, Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah pada Sabtu, 26 September 2020.

Untuk itu, Pakar Komunikasi Politik Emrus Sihombing menilai, langkah tersebut merupakan ide dan terobosan baru, inovatif, dan efektif bagi para calon walikota di daerah perkotaan.

“Gibran membuat persoalan Covid ini menjadi peluang dengan ide dan gagasan yang baru dan inovatif. Tetapi tidak yakin efektif untuk calon bupati, di kawasan pedesaan," ungkapnya pada Sabtu, 26 September 2020 

Baca Juga: Baru Kampanye Perdana, Bobby-Aulia Langgar Protokol Kesehatan di Pilkada Medan 2020

Artinya, inovasi kampanye virtual Gibran memang sesuai dengan prinsip blusukan yang berupaya menyerap aspirasi dan permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakat. 

“Hasil blusukan virtual itu, kandidat bisa secara langsung mendengar, menampung, dan mengolah semua informasi menjadi suatu program yang dijanjikan,” jelas Doktor Komunikasi Universitas Pelita Harapan tersebut, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI.

Bahkan blusukan virtual lebih bermanfaat, karena masyarakat dapat langsung mendapatkan jawaban dari Paslon terhadap semua pertanyaan yang disampaikan dan ini efektif bagi semua calon walikota.

Baca Juga: Viral Baliho #ErickOut di Tangsel, FDB Bongkar Bobrok Erick Thohir hingga Tuntut Mundur Jabatan

Artinya, kampanye virtual memang dapat menampung banyak peserta, sekaligus menjaring kelompok masyarakat atau komunitas tertentu. Hingga nantinya, hasil blusukan vitual itu, dapat direkapitalisasi dan direproduksi lagi. 

“Dengan lambang kearifan lokal, lalu grafik, yang dikemas sedemikian rupa. Hasil reproduksi itu bisa dia sebar ke media sosial atau juga ke handphone masyarakat,” tambahnya

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x