Mengenang Satu Tahun Kepergian B.J. Habibie, Rancang Pesawat Terbang hingga Disanjung Dunia

- 12 September 2020, 10:36 WIB
Potret BJ Habibie, Presiden ke 3 RI.*
Potret BJ Habibie, Presiden ke 3 RI.* /dok

Minat Habibie dalam membangun model pesawat terus berlanjut saat ia unggul dalam sains dan matematika di Institut Teknologi Bandung.

Ibunya, R.A. Tuti Marini Habibie, menyarankan agar dia melanjutkan studinya di Jerman. Di Technische Hochschule of Aachen, Habibie belajar teknik konstruksi pesawat terbang.

Baca Juga: Tak Sepaham dengan Anies Baswedan, Bima Arya dan Wabup Bogor Sepakat Sebut PSBB Total Tak Jelas

Pada tahun 1962 dalam perjalanan pulang ke Indonesia, ia menikah dengan H. Hasri Ainun Besari yang merupakan seorang dokter, kemudian mereka dikaruniai dua anak, Ilham Akbar dan Thareq Kemal yang keduanya lahir di Jerman.

Setelah lulus dengan gelar doktor dari Aachen Institute pada tahun 1965, Habibie bergabung dengan perusahaan manufaktur pesawat Messerschmitt-Boelkow-Blohm.

Sebagai ilmuwan riset dan insinyur penerbangan, ia membantu merancang beberapa pesawat, termasuk DO-31, pesawat lepas landas dan pendaratan vertikal yang inovatif.

Baca Juga: Sang Ibu Manfaatkan Sulli Sejak Kecil, Akun yang Mengaku Teman Sulli Langsung Menghujani Kata Kasar

Dia mengkhususkan diri dalam solusi untuk cracking pesawat, mendapatkan julukan ‘Mr. Crack’ sebagai salah satu ilmuwan pertama yang menghitung dinamika penyebaran retakan acak. Ia juga terlibat dalam aktivitas pemasaran pesawat internasional serta pertahanan dan pengembangan ekonomi NATO.

Pada tahun 1974, Soeharto meminta Habibie kembali ke Indonesia untuk membantu membangun basis industri.

Habibie kemudian memulai industri konstruksi pesawat terbang dan perusahaan penerbangan negara. Lalu dia pun menjadi penasihat utama Soeharto untuk pengembangan teknologi tinggi.***

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: Your Dictionary


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x