PDIP Cemas Citra Positif Surabaya Hancur, Hasto: Penguasa Hitam Pasti Berhasrat Ubah Jadi Buruk

- 1 September 2020, 13:17 WIB
Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan Hasto Kristiyanto. Foto: Ist
Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan Hasto Kristiyanto. Foto: Ist /Ist/

PR CIREBON - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristyanto mengaku cemas akan perubahan citra positif Kota Surabaya selama dipimpin Wali Kota Tri Rismaharini saat ini, seperti kota maju, cantik, dan ramah lingkungan.

Atas sebab itu, PDIP ingin mempertahankan citra positif itu karena tak mau ke depan Kota Pahlawan dikuasai oleh "pengusaha hitam" yang hanya memiliki kepentingan bisnis semata.

"Di bawah kepemimpinan, sebelumnya Mas Bambang DH, kemudian Ibu Risma bersama Mas Whisnu, kita melihat Kota Surabaya begitu indah, begitu asri, begitu banyak ikon kota. Begitu banyak menerima penghargaan termasuk smart city," jelas Hasto di Surabaya, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Warta Ekonomi.

Baca Juga: Kasad Andika Tepat Pecat Pelaku Penyerangan Polsek Ciracas, DPR: Semoga TNI Mau Evaluasi Internal

Apalagi, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri juga ingin mempertahankan keberhasilan itu, sehingga pertimbangan matang akan calon pengganti Risma begitu digodok alot.

"Karena itu, ketika Ibu Ketua Umum (Megawati) mempertimbangkan (calon) sebaik-baiknya, itu murni tanggung jawab partai agar tidak ada nanti pengusaha-pengusaha hitam yang karena pilkada ini nanti menggunakan kekuatan-kekuatan kemudian ingin mengubah Surabaya yang sudah bagus," ujar Hasto.

Artinya, deretan hal positif di masa Risma tidak bisa dibiarkan hilang seketika dengan tiba-tiba membangun jalan tol yang membuat taman kota tergusur atau ekosistem sungai hancur oleh larutan limbah-limbah industri dari para pengusaha hitam tersebut.

Baca Juga: Mumtaz Cibir Partai Baru Besutan Amien Rais, Said Didu Tertawa Anak Serang Ayah Hanya karena Politik

"Tiba-tiba membangun jalan tol dan taman kota digusur. Tiba-tiba sungai-sungai yang sudah bersih yang menjadi bagian dari ekosistem kehidupan kemudian berubah menjadi limbah-limbah industri karena pengelolaan tata kota yang sembarangan. Kemudian muncul lobi-lobi politik pengusaha-pengusaha hitam dan sponsor-sponsor di dalam kontestasi politik. Kami tidak ingin begitu," tambah Hasto.

Dengan demikian, alasan yang dijabarkan itu cukup kuat menjadi langkah hati-hati PDIP dalam menentukan pasangan calon untuk Pilkada Surabaya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x