Dituduh Berselisih dengan Tri Rismaharini di Pilkada Surabaya, Hasto: Semua Taat keputusan Megawati

- 31 Agustus 2020, 08:27 WIB
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, saat menyampaikan sambutan pembukaan Konsolidasi Organisasi Internal Partai di Kantor DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, di Surabaya, Minggu 30 Agustus 2020 sore.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, saat menyampaikan sambutan pembukaan Konsolidasi Organisasi Internal Partai di Kantor DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, di Surabaya, Minggu 30 Agustus 2020 sore. /ANTARA/Fiqih Arfani/

PR CIREBON - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto membantah dugaan informasi yang menyebut dia berselisih dengan Tri Rismaharini terkait Pilkada Surabaya tahun 2020.

"Saya tidak tahu informasinya dari mana karena tak ada yang wawancara. Tapi isu itu berkembang di media," ungkap Hasto saat sedang Konsolidasi Organisasi Internal Partai di Kantor DPD PDI Perjuangan Jawa Timur pada Minggu, 30 Agustus 2020 sore.

Lebih lanjut, ia juga menegaskan bahwa dalam tubuh PDI Perjuangan tidak ada tarik tambang internal, terutama terkait belum diumumkannya pasangan calon wali kota Surabaya.

"Tidak ada 'tarik tambang' politik di internal Partai. Yang ada adalah menarik rakyat agar bebas dari belenggu kemiskinan, ketidakadilan, dan kebodohan. Semua taat sepenuhnya kepada keputusan ketua umum Megawati Soekarnoputri," tegas Hasto, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News.

Baca Juga: Deklarator KAMI Punya Reputasi Terhormat, Fadli Zon: Mereka Mewakafkan Diri Jadi Juru Bicara Rakyat

Namun demikian, Hasto mengakui PDIP sedang memberi perhatian khusus untuk Pilkada Surabaya, karena dua periode masa jabatan Tri Rismaharini akan segera berakhir.

Untuk itu, pengganti Risma sekaligus figur calon kepala daerah dari PDI Perjuangan, harus memenuhi kriteria ideologis Pancasilais, sekaligus memiliki kemampuan teknokratis guna menyelesaikan masalah rakyat.

"Atas dasar hal tersebut, PDI Perjuangan tidak ingin Surabaya jatuh ke tangan salah dan jatuh kepada mereka yang hanya mengandalkan modal besar, bahkan di belakangnya berdiri mereka yang ingin mengubah tata kota hanya karena berburu kepentingan kapital," jelas Hasto.

Baca Juga: Penyerangan Polsek Ciracas Bukti Hoaks Berbahaya, BPIP: Budaya Kritis Harus Digalakkan Lagi

Hadir dalam kesempatan sama, Tri Rismaharini juga menegaskan untuk menang di Surabaya memang dibutuhkan modal sosial yang jauh lebih penting ketimbang uang.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x