Network
PR CIREBON - Deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) terjadi beriringan dengan embusan wacana reshuffle kabinet yang kian menguat. Bahkan, sejumlah nama pun mulai dinilai bakal masuk kabinet hasil reshuffle.
Untuk itu, pakar hukum tata negara, sekaligus salah satu deklarator KAMI Refly Harun berharap agar rekan-rekannya di KAMI tidak tergoda masuk kabinet.
Hal ini gamblang diungkapkan Refly dalam channel YouTube miliknya pada Jumat, 21 Agustus 2020. Tepatnya, Refly menyinggung perdebatannya dengan politikus PDIP Adian Napitupulu.
Baca Juga: Berikut 3 Kandidat Terkuat Calon Presiden 2024, Prabowo Subianto Tidak Termasuk
Adapun Adian mengutip kata-kata politikus Partai Gerindra Arief Poyuono bahwa deklarasi KAMI adalah beauty contest atau lomba-lomba tonjolkan penampilan agar bisa dilirik Presiden Joko Widodo (Jokowi)untuk menjadi menteri.
"Waduh, kalau itu terjadi, orang tersebut lebih baik tidak lagi di KAMI. Karena, sebagai sebuah gerakan moral, ya KAMI harus betul-betul menegakkan bahwa KAMI benar-benar menjadi pengontrol dan penyeimbang pemerintah. Jadi kalau bergabung dengan KAMI untuk dilihat Presiden Jokowi dalam rangka reshuffle, waduh...terlalu kecil. Dan saya akan bilang orang itu hina sekali," ungkap Refly.
Lebih lanjut, Refly pun mengingatkan rekan-rekannya di KAMI untuk berhati-hati.
Baca Juga: Lawan Gibran Lolos Verifikasi KPU, Paslon Bajo Optimis Kantongi 81 Persen Suara di Pilkada Solo
"Hati-hati juga rekan-rekan dari KAMI, berarti (kalau mau jadi menteri) orientasinya bukan nilai dong, orientasinya kekuasaan. Karena nilainya kan belum diperjuangkan. Mudah-mudahan tidak ada yang tergoda," ujarnya.
Bahkan, Refly menyebut posisi KAMI tetap harus menjadi mitra kritis pemerintah, sehingga Presiden Jokowi dapat memilih orang-orang terbaik lain untuk masuk kabinet.
