Bicara Isi Deklarasi KAMI, Ferdinand Hutahaean: Makar atau Tertawaan, Publik Tunggu saja

- 18 Agustus 2020, 13:33 WIB
Ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Pekerja Seni Surabaya menggelar kembali demo di depan Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu (12/8/2020) Siang.
Ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Pekerja Seni Surabaya menggelar kembali demo di depan Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu (12/8/2020) Siang. /Julian

PR CIREBON - Publik Indonesia saat ini nampaknya sedang menunggu isi deklarasi dari Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), sehingga Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean (FH) ikut angkat bicara.

Dalam rencananya, deklarasi KAMI akan digemuruhkan hari ini, 18 Agustus 2020 dengan bertempat di Tugu Proklamasi, Pegangsaan Timur, Jakarta.

Untuk itu, Ferdinand memancing penasaran publik akan isi deklarasi KAMI yang bisa bebas membuat apapun, seperti bernada makar atau hanya jadi bahan tertawaan politik.

Baca Juga: RUU Ciptaker Bahaya Ubah Pendidikan Jadi Komoditas Bisnis, Asing Masuk dan Aspek Kebudayaan Hilang

"Publik akan menunggu besok apa yang menjadi isi maklumat kami. Apakah maklumat itu akan membuat keriuhan politik? Bernada makar? Mengancam? Mencaci? Akan jadi tertawaan? Atau hanya sebatas retorika kata-kata bak syair pujangga yang hanya enak dibaca, namun tak lebih dari sekedar kata-kata?," cuitnya dalam akun Twitternya, @FerdinandHaean3, seperti dikutip pada Selasa, 18 Agustus 2020.

Lebih lanjut, ia menyarankan masyarakat untuk mencari rekam jejak deklarator KAMI agar tahu arah organisasi tersebut. Pasalnya, KAMI bisa tumbuh sesuai jargon yang ditanam selama ini.

"Kalau mau tahu kualitas kami itu, googling lah jejak digital para deklaratornya. Minus integritas, surplus bacotan. Begitulah gerakan ini bagai menanam pohon dari ranting yang telah kering dan sudah getas. Mau disiram dan dipupuk sebanyak apapun, tetapi tak tumbuh. Hanya, tak tau diri," tuturnya.

Baca Juga: Tak Khawatir 500 Kasus Covid-19 Tiap Hari, Anies Baswedan: Itu Hanya Angka, Buktikan Serius Testing

Sebagai informasi, pembentukan KAMI disebut hanya untuk mengkritisi kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Adapun dretan tokoh itu dimulai dari akademisi Rocky Gerung, mantan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin, politisi PBB Ahmad Yani, pengamat politik Refly Harun, mantan Wakil Ketua KPK Abdullah Hehamahua, Said Didu, perwakilan NU, pengamat ekonomi, dan tokoh-tokoh lainnya,***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x