Rocky Gerung Bicara Inpres Disiplin Masker Buat Tentara Tak Berharga dan Indonesia Jadi Negara Fasis

- 7 Agustus 2020, 18:17 WIB
presiden jokowi
presiden jokowi /Doc RRI

PR CIREBON - Presiden Joko Widodo (Jokowi) banyak menerima kritikkan dari luar dan dalam negeri terkait sejumlah kebijakan yang dibuatnya saat Pandemi Covid-19 menyerang Indonesia.

Salah satunya adalah Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sultan Hamengkubowo X, juga mengkritik tentang instruksi presiden (inpres) nomor 6 tahun 2020 yang meminta TNI dan Polri mendisiplinkan rakyat Indonesia dalam memakai masker.

Menurut Rocky Gerung, penggunaan tentara dalam mendisiplinkan masker itu tidak tepat dengan Indonesia merupakan negara beradab.

Baca Juga: Rayu AHY Masuk Kabinet Indonesia Maju, Bamsoet: Demokrat Sudah Pengalaman 10 Tahun Berkuasa

Bahkan, kata disiplin secara akar bahasa Yunani berarti murid, sehingga seharusnya ada seorang guru yang mencontohkan penggunaan masker tersebut.

Namun, guru yang dimaksud pun harus baik, bukan guru yang memakai masker separuh doang, sehingga serupa peribahasa guru kencing berdiri dan murid kencing berlari.

"Kalau kita ada di negara yang beradab, tentara itu efektif kalau dia di latar belakang. Disiplin pun berasal dari kata murid kalau dia contoh guru. Kalau gurunya pakai separuh wajah, maka muridnya. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. guru kencing berlari, murid kencingin guru," ungkap Rocky dalam pernyataan yang dikutip dari kanal Youtube pribadinya pada Kamis, 06 Agustus 2020.

Baca Juga: Refly Harun Diam-diam Puji Presiden Jokowi, Sebut Periode Pertama Miliki 'Starting Point' Tinggi

Artinya, Rocky Gerung berpendapat masyarakat takkan bisa didisiplinkan tanpa adanya percontohan yang melakukan itu juga.

"Presiden Jokowi minta TNI dan Polri disiplinkan pemakaian masker. Kan ga ada percontohan, artinya Presiden ga ngerti artinya disiplin untuk menjadi pengikut," kata Rocky.

Maka, Rocky pun setuju dengan kritikkan Sultan Hamengkubuwono X bahwa penggunaan masker pn harus dari dalam hati, seperti harus mengerti dulu bahaya yang mengintai bila tak pakai, sehingga mereka akan sukarela berdisiplin.

Baca Juga: Bansos Hanya Sasar Pekerja Bergaji di Bawah Rp5 Juta, Pengamat: Ingat Sila ke 5, Jangan Pencitraan

"Dan lebih parah lagi cara kita mencari jalan keluar, tiba-tiba ada ide tentara dilibatkan. Seharusnya ada persuasi. Jadi poin pak Sultan Hamengkubowono X benar, dia lebih peka apa yang disebut demokrasi, habbit of the heart atau kebiasaan dari dalam hati, yang mengerti bahwa ini berbahaya karena itu harus didisiplinkan," jelas Rocky.

Hanya saja, pemerintah saat ini justru mendisiplinkan masker dengan tentara yang sehari-hari bersenjata, seolah Indonesia ini sudah berubah menjadi negara fasis.

Rocky Gerung pun menilai Presiden Jokowi tak mengerti fungsi sebenarnya dari tentara yang merupakan alat pertahanan terakhir dari sebuah negara, tetapi Indonesia justru mengubah tentara menjadi tak berharga karena hanya dipakai untuk mengusir orang di jalan yang tak pakai masker.

Baca Juga: Pertanyakan Sasaran Bansos Pekerja, DPR: Sudah Punya Gaji Kok Dikasih, Nanti Ada Kecemburuan Sosial

"Kalau didisiplinkan oleh senjata, itu berarti negara ini udah negara fasis. Presiden pun ga ngerti fungsi tentara, nanti tentara fungsinya ga dianggap lagi sebagai peralatan terakhir. Ini peralatan paling canggih kenapa cuma dipakai buat ngusir orang di jalan," papar Rocky.

Pada akhirnya, tugas tentara yang remeh itu akan membuat orang tidak percaya lagi dengan kebijakan pemerintah yang hanya bolak-balik buat aturan tanpa henti, seolah mau buat apa?

"Itu artinya orang ga percaya lagi omongan pemerintah. Bolak-balik Presiden ngomong, bolak-balik gugus tugas ucapin, tapi akhirnya malah minta tentara. Ini buat apa? " ujar Rocky.

Baca Juga: Wakili Aspirasi Rakyat, Ibas Yudhoyono Terang-terangan Minta Ini ke Pemerintah saat Pandemi

Lebih dari itu, Rocky pun mengibaratkan seorang mahasiswa yang terlihat tak pakai masker di jalan oleh tentara, maka mahasiswa itu akan protes dengan menunjukkan foto Presiden Jokowi yang memakai masker hanya sampai mulut saja, sungguh ironis.

"Mahasiswa itu akan keluarin handphonenya dan menunjukkan foto Presiden Jokowi yang memakai masker cuma sampai di mulut juga. Nah, pak polisi tolong tegur dulu yang ada di istana, jangan tegur saya, saya hanya murid yang mengikuti. Hingga akhirnya, Istana buat konferensi pers, ini hanya untuk menangani kelucuan Istana," kata Rocky dengan pengibaratan unik, mahasiswa dan tentara di pinggir jalan.

Dengan demikian, Rocky pun menyimpulkan bahwa kekacauan disiplin masker itu karena, Presiden Jokowi yang tak mengerti bahwa publik figur yang jadi percontohan paling utama adalah dirinya, sehingga yang harus diubah lebih dulu dengan disiplin masker yang benar itu dimulai dari Presiden Jokowi sendiri.

Baca Juga: Nampak Rajin Bicara Korupsi BUMN hingga Pernah Main ke KPK, Erick Thohir: Rangkap Jabatan itu Biasa

"Ini hanya kekacauan orientasi tentang peristiwa. Presiden ga pernah ngerti, peristiwa publik hanya bisa dirawat oleh percontohan figur publik, nah figur publik tertinggi itu beliau," pungkas Rocky mengakhiri.

 

***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: YouTube Sobat Dosen


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x