PR CIREBON - Maria Pauline Lumowa yang merupakan pelaku pembobolan Bank BNI sebesar Rp1,7 triliun, akhirnya telah diekstradisi dari Pemerintah Serbia oleh Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.
"Dengan gembira saya menyampaikan bahwa kami telah secara resmi menyelesaikan proses handing over atau penyerahan buronan atas nama Maria Pauline Lumowa dari Pemerintah Serbia," kata Yasonna dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, dilaporkan PikiranRakyat-Cirebon.com sebelumnya dari Antara.
Diketahui, Maria Pauline Lumowa merupakan salah satu tersangka pelaku pembobolan kas Bank BNI cabang Kebayoran Baru lewat Letter of Credit (L/C) fiktif.
Baca Juga: Karakter Wanita Kuat dan Tak Tahu Malu, 4 Alasan Drakor It's Okay To Not Be Okay Layak Diantisipasi
Pada periode Oktober 2002 hingga Juli 2003, Bank BNI mengucurkan pinjaman senilai 136 juta dolar AS dan 56 juta Euro atau sama dengan Rp1,7 Triliun dengan kurs saat itu kepada PT Gramarindo Group yang dimiliki Maria Pauline Lumowa dan Adrian Waworuntu.
Penangkapan Maria Pauline mengingatkan publik soal keterlibatan tiga nama yang juga disorot. Ketiganya merupakan Adrian Herling Waworuntu dan dua jenderal polisi yang sampai akhirnya divonis bersalah oleh pengadilan.
Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara, dua jenderal polisi tersebut yakni Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim Mabes Polri) periode 2004-2005 Komjen Pol. (Purn) Suyitno Landung dan Direktur II Ekonomi Khusus Bareskrim Mabes Polri saat itu, Brigjen Pol. (Purn) Samuel Ismoko.
Baca Juga: Banyak Keluhan dari Orang Tua, Sekolah Dilarang Memungut Iuran dari Siswa selama Pandemi Covid-19
Maria Pauline bersama Adrian ditetapkan menjadi tersangka oleh Bareskrim Mabes Polri berdasarkan Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) No. Pol: 86/X/2003/Dit II Eksus tertanggal 7 Oktober 2003. Sprindik itu diteken Samuel Ismoko dengan Kabareskrim dijabat Suyitno Landung.