Misi Penyelamatan Buaya Berkalung Ban Dilanjutkan, Warga Diminta Tak Dekati Tempat Perangkap

- 17 Februari 2020, 11:08 WIB
MATT Wright sang penyelamat buaya berkalung ban di Sungai Palu.*
MATT Wright sang penyelamat buaya berkalung ban di Sungai Palu.* /Situs Matt Wright/

PIKIRAN RAKYAT - Matt Wright bersama tim satgas khusus yang dibentuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melanjutkan misi penyelamatan seekor buaya berkalung ban.

Misi penyelamatan buaya berkalung ban yang telah ditemukan sejak empat tahun yang lalu itu tidak hanya dilakukan oleh Matt Wright dan Tim Satgas.

Keanggotaan misi penyelamatan tersebut, terdiri dari sejumlah personil dari BKSDA Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan Polariud Polda Sulteng.

Baca Juga: Jadi yang Kelima di Luar Tiongkok, Taiwan Konfirmasi Kasus Kematian Pertama Akibat Virus Corona

Haruna yang merupakan pimpinan tim satgas dalam misi penyelamatan ini mengungkapkan, mereka tidak akan pernah menyerah hingga buaya berkalung ban itu dapat segera ditolong.

"Kami tetap memburu sampai buaya itu berhasil ditangkap," kata Ketua Tim Satgas BKSDA Sulteng, Haruna di Palu pada Senin 17 Februari 2020 seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara.

Misi penyelamatan buaya berkalung ban ini telah berlangsung selama tujuh hari sejak kedatangan Matt pada Selasa kemarin dan hingga kini hasilnya masih nihil.

Baca Juga: Berhati Mulia dan Bijaksana, 5 Idola K-Pop yang Rela Membantu Melawan Virus Corona di Korea Selatan

Namun, pada Minggu 16 Februari 2020 kemarin, hewan reptil itu nyaris berhasil terperangkap ke dalam jebakan yang telah Matt dan tim satgas buat di hari ke-2 misi penyelamtan.

Matt Wright membuat sebuah perangkap besi berukuran 14 cm yang disesuaikan dengan ukuran badan buaya jenis Crocodylus Porous itu.

Selain itu, perangkap yang terbuat dari besi tersebut dilengkapi dengan umpan daging bebek dan ayam, guna menarik buaya berkalung ban itu masuk kedalam perangkap.

Baca Juga: Sapu Bersih Kemenangan, Tim Badminton Putra Indonesia Cetak Hattrick Kalahkan Malaysia di BATC 2020

Misi penyelamatan ini gencar dilakukan sejak 12 Februari 2020 lalu, namun BKSDA menemui berbagai hambatan, hingga akhirnya Kepala BKSDA membuat sebuah sayembara dan meminta Kemeterian LHK untuk menghubungi dua ahli reptil asal Australia itu.

Proses penyelamatan ini harus segera dilakukan, pasalnya sang buaya terus mengalami perkembangan dan tubuhnya akan semakin membesar sehingga ban yang melilit di lehernya dapat membuatnya mati.

Namun, hingga kini kesulitan yang mereka temui salah satunya datang dari warga yang ikut menonton proses evakuasi tersebut.

Baca Juga: Kalah Unggul dari Jusuf Kalla dalam Suvei Indo Barometer, Wapres Ma'ruf Amin: Kalau Saya Lebih Menonjol Nanti Ada Matahari Kembar

"Setiap hari, ribuan warga Kota Palu, bahkan ada juga dari luar yang datang hanya untuk melihat proses penangkapan buaya berkalung ban yang sudah hampir dua pekan terakhir ini menjadi target tim satgas BKSDA," kata Haruna.

Dengan segala kendala yang ada, seluruh tim akan bekerja sama untuk memulai lagi misi penyelamatan ini.Tim telah memasang beberapa alat penangkap yang disebar di sejumlah titik target di sepanjang Sungai Palu.

Salah satu titik yang menjadi target dan telah dipasang perangkap adalah di sekitar jembatan II Palu dimana masih dipadati warga untuk menyaksikan proses penangkapan.

Baca Juga: Ukir Prestasi dan Bawa Nama Baik Korea Selatan di Kancah Internasional, Parasite Justru Dituding Tiru Plot Film Minsara Kanna

Fokus tim saat ini untuk menyelamatkan reptil tersebut adalah dengan melakukan penelusan dimana perangkap tersebut di tempatkan.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x