Sudah Seminggu Misi Penyelamatan Buaya Berkalung Ban di Palu Nihil, Matt Wright: Tidak ada Kata Capek, Kita Kejar Lagi

- 16 Februari 2020, 10:22 WIB
Matt Wright bersama Buaya.*
Matt Wright bersama Buaya.* //Instagram @mattwright

PIKIRAN RAKYAT - Ketua Badan Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Tengah Hasmuni Hasmar mengadakan sayembara untuk melepaskan ban yang mengalungi seekor buaya di Muara Sungai Palu sejak 2016 lalu.

Sayembara ini semula sepi peminat, namun berkat tim BKSDA bekerja sangat keras dan tidak mudah menyerah, serta bantuan media Indonesia, akhirnya ahli reptil asal Australia berhasil diajak bekerja sama untuk misi penyelamatan buaya berkalung ban ini.

Ahli reptil asal Australia, Matt Wright dan Chris Wilson datangan untuk menjadi bagian tim Satgas yang dipimpin oleh Kepala Seksi Konservasi Wilayah SKW I Haruna.

Baca Juga: Setelah 3 Orang Asia Tewas di Luar Tiongkok, Kematian Pertama Pasien Virus Corona Dikonfirmasi di Perancis

Diketahui, Matt Wright merupakan seorang pembawa acara Outback Wrangler, yaitu serial dokumenter satwa yang tayang di National Geographic.

Ia beserta tim dan BKSDA Sulawesi Tengah sudah berada di Palu sejak Sabtu, 9 Februari yang lalu dan langsung melakukan observasi misi penyelamatan buaya berkalung ban tersebut.

Seperti telah diberitakan dalam artikel PikiranRakyat-Cirebon.com sebelumnya, proses evakuasi ini masih berlangsung hingga hari ini, pasalnya buaya masih sulit untuk ditangkap.

Baca Juga: Sulitnya Jerat Buaya Indonesia, 6 Fakta Dibalik Penyelamatan Buaya Berkalung Ban di Palu Sampai Gandeng Ahli Reptil Australia

Setelah sepekan misi penyelamatan ini dilakukan oleh Matt Wright dan Chris Wilson, beberapa cara telah dilakukan dengan keilmuan dan alat-alat yang dirancang,  tentunya dibantu Satgas dan BKSDA, namun hasilnya masih nihil.

Meskipun keduanya telah memantau kondisi buaya berkalung ban ini selama 18 bulan sebelum memutuskan untuk datang langsung ke Palu, namun tetap saja keberadaan tim dari Indonesia sangat membantunya dalam tugas yang diembannya ini.

Dalam upaya penyelamatanya, Matt Wright mengungkapkann bahwa kendala yang dirasakanya selama ini adalah area pencarian yang cukup dangkal, sehingga ia memutuskan untuk membuat sebuah perangkap yang telah dimodifikasi untuk buaya.

Baca Juga: Jajal Partai Ganda Lawan India di BATC 2020, Susy Susanti: Minions adalah Kartus As Tim Putra Didetik-detik Penentuan Juara

Perangkap tersebut dibuat seaman mungkin untuk sang buaya, karena dibuat sesuai dengan ukuran panjang tubuh buaya, yakni sekitar empat meter.

"Perangkap ini kami simpan di dua tempat, yang pertama di jembatan dua, kami menyebutnya Palu jembatan dua, salah satu tempat favorit buaya ini dan satu lagi akan dipasang di dekat muara.

"Dibawah surat perintah kami proses evakuasi ini berlangsung hingga tujuh hari, namun hingga kini kendala kita adalah adanya masyarakat yang sangat antusias menyaksikan upaya penangkapan buaya ini.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Cirebon Minggu 16 Februari 2020: Hujan Berintensitas Ringan dan Sedang Basahi Kota Udang

"Sehingga ada perubahan perilaku dari satwa ini yang cenderung menyebabkan mobilitas pergerakannya sangat tinggi. Kita sampai saat ini selalu berusaha untuk melarang masyarakat berbuat hal tersebut, namun beberapa diantarnya memang tidak menyadari kesalahanya," kata Haruna.

Selain merakit alat perangkap buaya, dalam misi penyelamatan ini dua ahli reptil asal Australia memberikan pelatihan kepada tim Satgas yang terdiri dari polisi air dan udara Sulawesi Tengah agar terampil dalam proses penangkapan tersebut.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Great night last night ???????? We got the local wildlife team BKSDA together & headed out to catch the crocodile we‘re after. Once on the water the team leader asked me if we could catch a smaller croc as a training so I could show everyone what to do before the main event. Environmental conditions in the water out here are very tough, coupled with the fact this croc isn’t hungry because of the large food source in the river so we need to make sure we are as prepared as we can be for this challenge and that everyone knows what their role is during the catch. Its been a great journey over here working in partnership with this local community and the Indonesian Goverment. I’m loving being able to share my knowledge with my new Indonesian mates and show them how to catch and release a large saltwater crocodile in a skilled and most importantly, humane way. And I’ve learnt a thing or two as well which I’m looking forward to taking back to Oz. We are now honing in on the big fella to relieve him of the tire around his neck but more than anything I’m thrilled as part of this mission and to leave these key skills and education behind with this great team Stay tuned. #wildlife #conservation #education @bksdasulteng @willow_nt #indonesia #australia @australia #friends #worktogether #globalpartner

A post shared by Matt Wright (@mattwright) on

Perangkap besi yang dibuat juga dilengkapi dengan makanan seperti daging bebek dan ayam. Selain itu, pihaknya juga menyebutkan penangkapan setelah buaya terperangkap di besi akan menggunakan metode harpun atau semacan alat tombak yang sudah di modifikasi.

Baca Juga: Sai Praneeth Cedera di Tengah Laga, Anthony Akui Diuntungkan Buka Peluang Tanpa Terkuras Tenaga

Dari pantauan terkahir tim, penyelamatan tersebut nyaris berhasil tertangkanp dengan metode harpun, bahkan Matt Wright sempat mengenai buaya tersebut dengan Harpun, namun si buaya berhasil melepaskan diri.

Kemudian, tim kembali mengejar target yang masih membawa pelampung dari tombakan Harpun. Kejar-Kejaran antara tim penyelamat dan buaya berkalung ban pun terjadi, selama kurang lebih satu jam.

Namun, tim penyelamat mengaku kehilangan jejak saat pelampung tersebut terlepas dari badan target. Evakuasi terhadap hewan reptil berkalung ban kembali gagal.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x