PR CIREBON - Media asing turut menyoroti tes keperawanan dalam rekrutmen TNI, yang terus menjadi kontroversial.
Namun beberapa minggu yang lalu, Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD), Andika Perkasa dengan tegas mengakhiri atau menghilangkan tes keperawanan di TNI AD.
Keputusan ini bisa dibilang merupakan langkah besar yang dilakukan KASAD, pasalnya selama ini tes keperawanan terus dilakukan tanpa mengetahui kegunaan pastinya.
Baca Juga: 5 Makanan Lezat dan Mudah Dibuat dengan Nasi Sebagai Bahan Utama, Salah Satunya Sushi
Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Insider, tes keperawanan tersebut bertujuan untuk menentukan apakah selaput dara masih utuh atau tidak sebagai bentuk penentuan perawan atau tidaknya calon prajurit wanita TNI.
Menanggapi mengenai tes keperawanan yang dilakukan di TNI, Human Rights Watch (HRW) mengungkapkan bahwa militer Indonesia telah melakukan tes yang tidak benar
Atau mereka sebut dengan ‘kasar, tidak ilmiah, dan diskriminatif’ selama beberapa dekade.
Diketahui, tes keperawanan pertama dilakukan pada tahun 1960-an, bahkan dikabarkan tes ini juga dilakukan kepada mereka yang ingin menikah dengan keluarga militer di Indonesia.
Berdasarkan pengakuan yang dimintai keterangan oleh HRW, mereka yang gagal dalam tes tersebut mungkin tidak dihukum, tetapi mengaku melakukan tes keperawanan membuatnya traumatis.