“Santri segenerasi beliau yang melanjutkan pendidikan ke Timur Tengah, seperti ke Al Azhar Mesir dan lainnya, di masa itu belum banyak seperti sekarang,” tambahnya.
Lantas dikenangan-kenangan yang berkesan saat Fuad Nasar bertemu dengan KH Muhammad Sanusi Baco dalam suatu acara.
Baca Juga: Jack Miller Juara MotoGP Perancis, Fabio Quartararo Tetap Bertahan di Puncak Klasemen Dunia
“Saya sempat berjabat tangan, sudah cukup lama. Saya ingat sosok Anre Gurutta yang tawadhu, wajahnya teduh dan tidak menonjolkan diri meskipun beliau tokoh ulama di daerahnya,” kenangnya.
Sesditjen Bimas Islam Kemenag menyebutkan, di daerah Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan, dan Kepulauan Maluku, masih banyak alim ulama, tengku, buya, ajengan, kiyai, tuan guru dan Anre Gurutta.
Kehadiran para tokoh ulama tersebut, dikatakan Fuad Nasar, mereka senantiasa ikhlas dan istiqamah dalam menunaikan tugasnya, membina dan membela umat Islam, serta mendidik generasi penerus bangsa.
“Mereka tidak mencari popularitas dan tidak mengejar jabatan. Kedudukan sebagai ulama pewaris nabi dan khadimul ummah sudah begitu terhormat. Salah satu ulama panutan di daerah Sulawesi Selatan ialah KH Muhammad Sanusi Baco,” terangnya.
“Semoga amal ibadah dan pengabdian almarhum mendapat balasan yang terbaik dari Allah SWT dan diampuni segala kesalahannya,” ucap Fuad Nasar.***