Ceritakan Kehidupan Kelam Saat Masa Kecil, dr. Tirta: 23 Tahun Lalu, Solo Mengalami Tragedi Berdarah

- 16 Mei 2021, 08:00 WIB
dr. Tirta ceritakan masa kecil yang kelam saat tragedi kerusuhan di Solo pada Mei 1998.
dr. Tirta ceritakan masa kecil yang kelam saat tragedi kerusuhan di Solo pada Mei 1998. /Instagram/@dr.tirta

PR CIREBON - Tidak disangka, Dokter sekaligus Influncer dr. Tirta Mandira Hudhi yang kini sukses menjalankan bisnisnya memiliki masa kecil yang cukup kelam.

Bercerita di akun media sosialnya, dr. Tirta mengatakan bahwa dirinya saat masa kecil sudah mengalami hal buruk.

dr. Tirta merasakan tragedi berdarah yang pernah terjadi di Solo pada 23 tahun yang lalu, yang disebut 'Tragedi Mei 98', di masa kecil hidupnya.

Baca Juga: Ramalan Horoskop 16 Mei 2021: Libra, Scorpio, dan Sagitarius, Waktu yang Tepat untuk Kerjakan Semua Tugas

"23 tahun lalu, Solo mengalami tragedi berdarah. Tragedi Mei 98, saat itu saya kelas 2 SD," ceritanya, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari akun Instagram @dr.tirta, 16 Mei 2021.

Pada saat kejadian itu, dr. Tirta melihat banyak kebakaran yang terjadi di tempat tinggalnya akibat kerusuhan.

"Saya sendiri melihat kantor ibu saya dibakar, supermarket Singosaren dibakar, mobil dibakar dan beberapa mayat hangus terbakar," jelasnya.

Baca Juga: Kode Redeem FF Hari Ini 16 Mei 2021, Segera Klaim Hadiah Free Fire Anda!

Di masa kecil itu, dr. Tirta sudah disuguhkan oleh hal-hal yang mengerikan, di mana banyak kerusakan dan korban akibat kerusuhan di tahun 98.

"Saya masih ingat, usai kerusuhan 13-15 Mei, pada tanggal 17 Mei 1998, saya minta keliling kota, merengek dan bapak saya mengantarkan, melihat bangkai motor, mobil dan ambulance lalu lalang membawa mayat yang jelas gosong," ujarnya.

Menurut dr. Tirta, pengalamannya di masa kecil ini yang menjadikan dirinya bisa bertahan saat kondisi sulit.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Objek Wisata di Bandung hingga Febri Diansyah Komentari Buzzer yang Serang Novel Baswedan

"Sebuah pengalaman yang selalu saya ingat dan mengubah pandangan saya soal hidup. Membuat saya jadi sekeras ini," ungkapnya.

Selain itu, dr. Tirta mengungkapkan bahwa dirinya masih ada keturunan Tionghoa dan kerusuhan yang terjadi pada tahun 1998 itu tidak seharusnya dia alami.

"Sebagai anak dari ibu keturunan Tionghoa dan bapak keturunan Jawa, kerusuhan itu membuat saya lebih keras dan paham mengenai hal hal yang nggak seharusnya saya tau lebih cepat," ungkapnya.

Baca Juga: Kantor Berita Internasional di Jalur Gaza Hancur Dibom, Al Jazeera Ajak Insan Pers Sedunia Bersatu Kutuk Israe

dr. Tirta mengatakan bahwa kerusuhan yang terjadi saat itu dipicu oleh krisis ekonomi dan rasisme.

"Kerusuhan yang dibalut krisis ekonomi dicampur rasis, membuat saya belajar terus," paparnya.

Tragedi yang kelam itu akan selalu diingat oleh dr. Tirta sampai kapan pun.

Baca Juga: Segera Klaim Battle Points Gratisnya! Kode Redeem Mobile Legends (ML) Hari Minggu, 16 Mei 2021

Unggahan dr. Tirta yang menceritakan tragedi kelam di masa kecilnya saat tragedi Mei 1998 terjadi di Solo.
Unggahan dr. Tirta yang menceritakan tragedi kelam di masa kecilnya saat tragedi Mei 1998 terjadi di Solo. Instagram.com/@dr.tirta

"Sampai kapanpun, kenangan itu akan diingat, dan nggak akan pernah saya lupakan," tegasnya.

Lantas, dr. Tirta menyampaikan semboyan yang dulu pernah dikatakan oleh Prsiden Soekarno.

"Jas merah, jangan lupakan sejarah!," katanya.***

Editor: Arman Muharam

Sumber: Instagram @dr.tirta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah