Antisipasi Lonjakan Harga Daging Menjelang Lebaran, BUMN Pangan Siap Impor Daging Sapi Brazil

- 4 Mei 2021, 14:35 WIB
Pedagang daging melayani pembeli di Pasar Induk Rau, Serang, Banten.
Pedagang daging melayani pembeli di Pasar Induk Rau, Serang, Banten. /ASEP FATHULRAHMAN/ANTARA FOTO

PR CIREBON - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) menjadi calon induk holding BUMN klaster pangan dari PT Berdikari.

RNI mendapatkan penugasan impor daging sapi asal Brazil untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Hari Raya Idul Fitri 2021.

Selain itu, penugasan terhadap RNI tersebut untuk menjaga stabilitas harga agar tidak terlampau tinggi.

Baca Juga: Penerbit Asal Korea Selatan Sebabkan Perdebatan Nasional Akibat Luncurkan Buku Memoar Pendiri Korea Utara

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara, Direktur Utama PT Berdikari Harry Warganegara mengatakan dalam keterangan tertulis, bahwa perseroannya telah mengimpor daging sapi beku asal Brazil sebanyak 140 ton, pada Selasa, 4 Mei 2021.

Hal tersebut Ia sampaikan untuk memenuhi penugasan pemerintah dan akan dilakukan secara bertahap hingga tercukupi kebutuhan daging menjelang Idul Fitri 2021.

Harry mengatakan bahwa penugasan impor ini untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dengan stabilitas harga pangan daging.

Baca Juga: SIKM Jadi Syarat untuk Keperluan Mendesak dan Perjalanan Non Mudik

Selain itu, untuk membantu pemerintah dalam menjaga stabilitas harga.

Direktur Utama PT RNI (Persero) Arief Prasetyo Adi menilai bahwa impor daging selain untuk menjaga stabilitas harga menjelang Lebaran, tetapi juga akan dimanfaatkan untuk mengkaji kualitas produk.

"Ini kesempatan untuk melihat kualitas komoditas sapi asal Brazil, kami kaji produknya sebagai bagian dari transformasi pangan dan tentu penekanan impor ke depan," kata Arief.

Baca Juga: Sempat Turun Panggung, Maia Estianty: Menjauh dari Orang yang Membuat Energimu Jadi Negatif Itu Lebih Baik

Sementara itu, Arief mengakui bahwa BUMN klaster pangan khususnya industri peternakan masih menerima penugasan impor dari pemerintah.

Ia menjelaskan bahwa hal tersebut terjadi lantaran kebutuhan daging yang meningkat dan produksi dalam negeri yang terbatas.

Diketahui, bahwa sebelumnya Arief mengatakan bahwa pihaknya telah menerima arahan Menteri BUMN Erick Thohir untuk mengkaji skema transformasi pangan komoditas daging.

Baca Juga: Ini Alasan Vitamin C Penting untuk Rutin Dikonsumsi Tubuh, Terutama Saat Pandemi

Hal tersebut karena sebelumnya terdapat wacana pembelian peternakan sapi di Belgia, pengkajian dimulai dari asal produk negara, kualitas daging sapi serta model bisnis.

Kedatangan daging sapi Brazil akan tiba di Indonesia melalui pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Berdasarkan riset, kebutuhan daging di Indonesia meningkat saat hari-hari besar keagamaan khususnya pada saat Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.

Baca Juga: SIKM Jadi Syarat untuk Keperluan Mendesak dan Perjalanan Non Mudik

Kemudian, Perum Bulog telah memasuk 80 ribu ton daging kerbau beku yang diimpor dari India untuk memenuhi ketersediaan stok daging di bulan Ramadan dan menjelang Idul Fitri.

Selanjutnya, Bulog menjual daging kerbau beku dengan harga Rp 80.000 per kilogram dan daging sapi lokal beku Rp 90.000 per kilogram.

Hal tersebut, untuk menyediakan pangan murah di saat harga daging di pasaran melonjak sekitar Rp 140.000 hingga Rp. 150.000 per kilogram.***

Editor: Dini Novianti Rahayu

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x