Soal Impor Beras 1 Juta Ton, DPP PKS Riyono: Padahal Sisa Beras Impor Tahun 2018 Masih Ada, Sekarang Buat Apa

- 16 Maret 2021, 18:45 WIB
 Ketua DPP PKS Bidang Tani dan Nelayan, Riyono
Ketua DPP PKS Bidang Tani dan Nelayan, Riyono // laman resmi PKS //

PR CIREBON - Tersiar kabar bahwa Kepala Bulog, Budi Waseso (Buwas) dalam rapat dengan pendapat (RDP) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyatakan bahwa impor beras tahun 2018 sebanyak 1.785.450 ton masih tersisa.

Pada tahun 2018, impor beras tersisa 275.811 ton, namun yang mengejutkan publik, yaitu tentang kebijakan pemerintah yang ingin kembali mengimpor beras sbanyak 1 juta ton.

Namun Buwas mengaku sebelumnya tidak ada pembahasan soal impor beras dalam pengambilan keputusan impor beras 1 juta ton.

Baca Juga: Duduk Tidak Jauh dari Ahmad Dhani dan Mulan Jameela, Maia Estianty Beri Nasihat Menohok pada Atta dan Aurel

Menanggapi hal tersebut, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bidang Tani dan Nelayan, Riyono mengapresiasi informasi yang disampaikan oleh Buwas.

"PKS apresiasi informasi Bulog yang penting ini, ternyata sisa beras impor 2018 masih ada," ungkapnya, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman PKS, 16 Maret 2021.

Riyono bertanya-tanya tntang kebijakan pemerintah yang kembali impor beras sebanyak 1 juta ton dan menyampaikan bahwa masih ada stok beras pada pann 2021 ini.

Baca Juga: Nadya Arifta Dikabarkan Gelar Bridal Shower, Kaesang Pangarep Buka Suara: Kata Siapa Nikah?

"Terus Presiden buat kebijakan impor 1 juta ton buat apa? Cadangan Maret 2020 masih ada 900 ribu ton. Prediski panen 2021 juga ada sisa stok 1 juta ton lebih," paparnya.

"Sekali lagi, impor ini untuk siapa?," imbuh Riyono.

Diketahui kebijakan impor beras ini menurut Riyono dilakukan pada saat sektor pertanian dalam kondisi kinerja yang bagus.

Baca Juga: Posting Pesta Ala Bollywood dengan Teman-temannya, Boy William Dikecam Netizen Soal Protokol Kesehatan

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) ekspor sektor pertanian pada periode Januari dan Februari 2021 mengalami pertumbuhan positif, yakni sebesar 0,65 miliar US Dolar atau 8,81 persen.

Selain itu, pada tahun 2020 produksi padi mencapai 54,65 juta ton gabah kering giling (GKG), meningkat 0,08 persen atau 45.170 ton dari produksi pada 2019 yang sebesar 54,60 juta ton.

Hasil ini jika dikonversi menjadi beras, Riyono mengatakan sepanjang tahun 2020 produksi beras bisa mencapai 31,33 juta ton.

Baca Juga: Pakar Ekspresi Ungkap Sikap Aurel Hermansyah dan Krisdayanti di Acara Lamaran: Tegang, Ada Guratan Sedih

Riyono meyakini bahwa peningkatan produksi bisa naik di tahun 2021, melihat data BPS bahwa produksi padi dalam negeri selama Januari hingga April 2021 diperkirakan mencapai 25,37 juta ton GKG.

Angka ini diketahui lebih besar dari produksi beras pada priod 2020 yang sebesar 19,99 juta ton GKG.

"Masih ada surplus beras petani di 2020 dan proyeksi 2021. Ini prestasi petani yang harus dihargai pemerintah, harusnya dikasih kado bagus dengan menjaga HPP agar stabil dan jika perlu dinaikkan," tegas Riyono.

Baca Juga: Sidang Perdana Rizieq Shihab Ditunda hingga 19 Maret 2021 Karena Masalah Koneksi Internet

Di masa pandemi, Riyono mengatakan bahwa petani merupakan penyelamat ekonomi nasional, karena telah berjuang memenuhi sektor pangan.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: PKS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x