PR CIREBON - Aksi kudeta pengambilalihan kekuasaan oleh militer Myanmar terhadap pemerintahan Myanmar terjadi pada Senin, 1 Februari 2021 lalu.
Aksi kudeta tersebut membuat sejumlah negara di dunia bereaksi dan mengecam perbuatan tersebut.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) bahkan memperingatkan akan memobilisasi para pemimpin negara untuk membatalkan kudeta yang dilakukan militer Myanmar tersebut.
Baca Juga: Penerapan PPKM di Jabar Efektif, Ridwan Kamil: Kedisiplinan Masyarakat Meningkat hingga 80 Persen
Dalam aksi kudeta tersebut, militer dilaporkan telah menahan dan menangkap pemimpin de facto Aung San Suu Kyi bersama dengan para pejabat Myanmar lainnya.
Menanggapi aksi kudeta yang dilakukan oleh militer Myanmar, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan sikap pemerintah Indonesia yang menyatakan prihatin terhadap insiden kudeta itu.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerja sama Internasional MUI, Bunyan Saptomo, kepada wartawan di Jakarta, Jumat, 5 Februari 2021.
Baca Juga: Tegaskan Bukan Kecewa, Natalius Pigai Blak-blakan Ungkap Alasan Tidak Lagi Dukung Jokowi
“MUI sebagai wakil umat Islam Indonesia mendukung pernyataan Pemerintah RI pada 1 Februari 2021 yang menyampaikan rasa prihatinnya atas situasi politik di Myanmar,” tutur Bunyan, Jumat, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari MUI.
Bunyan mendesak semua pihak untuk menahan diri dan mengedepankan dialog penyelesaian terhadap persoalan sehingga situasi tidak memburuk.