Pencarian Sriwijaya Air Dilakukan 24 Jam, Kotak Hitam Diyakini Terdeteksi di Jarak 200 Meter

- 11 Januari 2021, 15:56 WIB
Petugas mengevakuasi serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ182 pada Minggu, 10 Januari 2021.
Petugas mengevakuasi serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ182 pada Minggu, 10 Januari 2021. /Pikiran-Rakyat.com/Aldiro Syahrian Lubis
PR CIREBON - Operasi pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang terjatuh di perairan Kepulauan Seribu dilaksanakan selama 24 jam.
 
Meskipun operasi pencarian dilakukan selama 24 jam tanpa henti, pola pencarian yang dilakukan oleh Basarnas tetap sama seperti rencana awal.
 
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) atau Basarnas Marsekal Madya TNI (Purn) Bagus Puruhito.
 
 
Bagus menjelaskan bahwa operasi pencarian yang dilaksanakan selama 24 jam tanpa henti tersebut tanpa mengubah pola pencarian
 
"Kami melakukan operasi SAR selama 24 jam. Secara teknis operasional, operasi SAR pada malam hari kami laksanakan dengan cara pemantauan maupun sif," katanya dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara.
 
Pola pencarian tersebut dilakukan dengan pencarian di permukaan air, di dalam air, dan penyisiran di garis pantai.
 
 
Bahkan dalam operasi pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Basarnas mengerahkan BN Basudewa yang dilengkapi dengan sebuah alat deteksi bawah air milik KNKT.
 
Hal itu diyakini melalui sinyal deteksi bahwa kotak hitam pesawat berada di jarak 150 meter hingga 200 meter dari letak jatuhnya pesawat.
 
Sedangkan seluruh hasil temuan terkait jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 oleh Basarnas diserahkan ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
 
 
"Kami menyerahkan temuan ini kepada KNKT untuk ditindaklanjuti," kata Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman di Jakarta International Container Terminal (JICT) 2, Minggu, 10 Januari 2021.
 
Dalam pencarian di perairan Kepulauan Seribu, Basarnas menggunakan KRI Kutai menemukan pecahan badan pesawat dan pakaian berwarna merah muda.
 
Seperti diketahui, pesawat dengan nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak itu dinyatakan hilang kontak pada Sabtu 9 Januari, pukul 14.40 WIB.
 
 
Sriwijaya Air SJ182 tersebut diduga terjatuh di perairan Kepulauan Seribu, di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
 
Yang mana pada saat itu, pesawat telah hilang kontak pada posisi 11 mil laut di Utara Bandara Soekarno Hatta dengan ketinggian 11.000 kaki dan menambah ketinggian hingga 13.000 kaki.
 
Berdasarkan dengan manifes penerbangan pesawat Sriwijaya Air yang diproduksi tahun 1994, membawa 62 orang yang terdiri dari 40 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. 
 
 
Kemudian 12 kru pesawat yang terdiri dari enam kru aktif dan enam kru ekstra.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x