Wisatawan ke Bromo Dibatasi Hanya 30 Persen, Pengunjung Diwajibkan Lakukan Rapid Test

- 28 Desember 2020, 13:12 WIB
Pengendara sepeda motor menuju kawasan wisata Gunung Bromo, Jawa Timur/Pixabay/Ardy 1991
Pengendara sepeda motor menuju kawasan wisata Gunung Bromo, Jawa Timur/Pixabay/Ardy 1991 /

PR CIREBON - Menjelang akhir tahun beberapa tempat wisata kini memilih untuk membukanya.

Termasuk salah satunya adalah kawasan wisata Gunung Bromo sudah dibuka kembali, namun tetap menjalanin protokol kesehatan agar tidak terjadi klaster baru Covid-19.

Hal tersebut diungkapkan olah Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS) yang mana demi menekan penyebaran dan tidak terjadinya klaster baru Covid-19 membuat beberapa peraturan baru.

Baca Juga: 12 Tahun di Luar Angkasa, Abu Jenazah Aktor Film 'Star Trek' Ternyata Diselundupkan

Selain menerapkan protokol kesehatan agar tidak terjadi klaster baru Covid-19, kawasan wisata Gunung Bromo mengurangi jumlah kuota pengunjung.

Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir resiko terjadinya penyebaran dan terbentuknya klaster baru Covid-19.

Pembatasan kuota wisatawan yang akan mengunjungi kawasan wisata Gunung Bromo yang pada sebelumnya menampung 50 persen perhari dari daya dukung wisatawan.

Baca Juga: Polri dan DPR Tegaskan Masyarakat untuk Rayakan Tahun Baru di Rumah Serta Tak Nyalakan Kembang Api

Kini PLT Kepala Balai Besar TNBTS Agus Budi Santoso mengatakan hanya dibatasi 30 persen dari 50 persen wisatawan dan berlaku mulai 28 Desember 2020 hingga 8 Januari 2020.

"Kuota kunjungan wisata Bromo sampai 8 Januari akan dibatasi maksimal 30 persen atau sebanyak 1.001 orang per hari, dari daya dukung kawasan," kata Agus, di Kota Malang, Jawa Timur, Senin. dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari ANTARA news

Agus menjelaskan pembatasan jumlah kunjungan dilakukan pada masing-masing lokasi wisata.

Baca Juga: Sindir Fadli Zon dan Mardani Ali Sera, Cendikiawan: Mereka Selalu Sederhanakan Soal Radikalisme

Yang mana dari seluruh lokasi wisata biasanya kedatangan 1.634 orang wisatawan perhari, kini hanya akan membatasi sampai 30 persen dari total wisatawan tersebut.

"Hal ini terkait dengan perkembangan dan dinamika kasus Covid-19 yang belum menunjukkan penurunan," kata Agus.

Sebagai catatan, pada pertengahan November 2020 kuota wisatawan yang diperbolehkan berkunjung ke kawasan Bromo sebanyak 50 persen dari total kapasitas atau mencapai 1.634 orang per hari.

Baca Juga: Varian Covid-19 Baru Semakin Menyebar, AstraZeneca Yakin Vaksinnya Efektif Lawan Varian Baru

Agus menambahkan para pengunjung wajib memperhatikan dan melaksanakan protokol kesehatan pada saat berkunjung ke kawasan Bromo, seperti menghindari kerumunan, dan menjaga jarak minimal satu meter, serta wajib mengenakan masker.

"Pengunjung wajib memperhatikan dan mentaati pilihan situs kunjungan destinasi wisata TNBTS, sesuai dengan tiket masuk yang telah dipesan melalui booking online," kata Agus.

Untuk para wisatawan yang memilih site kunjungan ke destinasi Savana Teletubies atau Laut Pasir, diperbolehkan untuk memasuki kawasan setelah pukul 06.00 WIB.

 

Kawasan Bromo merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur. Tercatat, sepanjang 2019, jumlah kunjungan wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mencapai 690.831 orang.

Tidak hanya itu saja, bahkan para wisatawan yang akan berwisata ke kawasan wisata Gunung Bromo akan menjalani Rapid Test terlebih dahulu.

Hal tersebut juga sebagai salah satu pencegahan terjadinya penyebaran virus Covid-19 di kawasan wisata tersebut dan tidak menjadi klaster baru Covid-19.

"Pada 30 Desember 2020 hingga 3 Januari 2021, pengunjung wisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru wajib menunjukkan surat keterangan rapid test antigen, dengan hasil negatif," kata Agus, di Kota Malang, Jawa Timur, Senin, 28 Desember 2020. dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari ANTARA news.

 

Agus menjelaskan para wisatawan yang akan ke kawasan Bromo tersebut, wajib melakukan rapid test antigen tersebut maksimal tiga hari sebelum pelaksanaan kunjungan wisata ke salah satu daerah tujuan wisata unggulan di Jawa Timur tersebut.

"Ini dilakukan menyikapi perkembangan dan dinamika kasus Covid-19 yang masih belum menunjukkan penurunan dan untuk meminimalisasi dampak risiko bagi pengunjung, petugas, dan masyarakat," kata Agus.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah