Eijkman: Vaksin Covid-19 dan Protokol Kesehatan Harus Berjalan Berdampingan

- 15 Desember 2020, 09:47 WIB
Dokumentasi - Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof. Amin Soebandrio. ANTARA/Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional/pri.
Dokumentasi - Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof. Amin Soebandrio. ANTARA/Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional/pri. /
PR CIREBON – Amin Soebandrio yang merupakan Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman kembali mengingatkan kepada semua pihak bahwa penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi harus tetap jalan berdampingan dalam menghadapi pandemi Covid-19.

"Yang pasti sebelum ada vaksin tetap kita harus menjalankan protokol kesehatan 3M nanti sesudah ada vaksin tetap saja 3M tetap dilaksanakan karena memang vaksin ini tidak menggantikan protokol kesehatan sehingga harus berjalan berdampingan," kata Amin Soebandrio dihubungi di Jakarta, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News.

Amin Soebandrio mengatakan bahwa tujuan dari pemberian vaksin memang diharapkan untuk menciptakan kekebalan populasi (herd immunity) pada masyarakat.
 

Hal itu berarti semakin banyak populasi yang memiliki kekebalan setelah divaksinasi minimum 70-80 persen, dan diharapkan sisa 20-30 persen dari populasi itu akan terlindungi oleh orang-orang yang sudah divaksinasi.

Eijkman menuturkan bahwa ketika vaksin ada, itu tidak langsung menyelesaikan pandemi karena virus tidak langsung hilang tetapi virusnya masih hidup di lingkungan sekitar dan tidak musnah.

Apabila suatu ketika virus itu berhasil berkembang biak di luar dan jumlahnya banyak, lalu tiba-tiba menyerang, maka bisa terinfeksi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Oleh karena itu, protokol kesehatan harus tetap dijalankan meski vaksin sudah ada.
 

"Kecuali kalau sudah dibuktikan kalau virusnya sudah tidak ada lagi," ujar Eijkman
Kita ambil contoh, tutur Eijkman menjelaskan, pada kasus penyakit cacar, vaksinasi baru dimulai pada 1796 dan dunia baru dinyatakan bebas cacar pada 1975. Jadi, perlu waktu 200 tahun untuk membebaskan dunia dari virus penyebab penyakit cacar.

"Tentu kita tidak mengharapkan sepanjang itu karena sekarang sudah ada ilmu pengetahuan dan teknologi mungkin bisa ditekan lebih tapi ya kita mesti waspada juga bahwa virus-virus lain masih banyak di sekeliling kita, virus influenza masih ada, virus tuberkulosis masih ada," ujarnya.
 

Amin tak henti-hentinya mengingatkan bahwa protokol kesehatan harus menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.

"Kalau di Jepang mereka sudah sadar kalau batuk sedikit pilek sedikit mereka pasti sudah pakai masker dan merasa mereka harus pergi ke suatu daerah yang crowded dan mereka merasa dirinya kurang fit mereka pakai masker. Kemudian kebersihan lingkungan mereka juga jaga sekali," tuturnya.

Amin mengatakan meski ada atau tidak ada pandemi, protokol kesehatan harus tetap menjadi gaya hidup.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x