“Ada anggapan seolah kalau “dialihkan” atau “didiamkan” ini akan hilang dengan sendirinya. Ini keliru, publik itu punya daya ingat semacam “memori kolektif”. Kalau memori ini menumpuk tanpa klarifikasi, atau negara tak membuatnya terang, maka ia akan tersimpan sebagai trauma,” tulisnya.
Hal ini, tuturnya, jelas sangat berbahaya jika sebuah bangsa menyimpan trauma, dan itu seperti bom waktu atau api dalam sekam. Maka dari itu, tambahnya, yang terbaik adalah memberikan penjelasan tuntas.
“Berbahaya sekali sebuah bangsa menyimpan trauma, itu seperti bom waktu atau api dalam sekam. Maka, yang terbaik adalah memberi penjelasan tuntas. Jika ingin memuaskan logika publik maka investigasi harus dilakukan. Anggota @DPR_RI jangan diam. Kita mau bangsa kita damai,” katanya.
Baca Juga: 146 Kandidat Dinasti Politik Ada di Pilkada 2020, Media Asing: Kegagalan Parpol Terbanyak Tahun Ini
Fahri pun meminta Menko Polhukam Mahfud MD untuk mengambil inisiatif dan jadilah juru bicara negara terbaik di bidang Polhukam.
Pak @mohmahfudmd ambil inisiatif pak. Sekarang itang minta ke bapak bukan pak @prabowo maka ambillah inisiatif. Ini waktu uji bagi bapak. Ambillah inisiatif. Jadilah juru bicara negara dalam bidang @PolhukamRI yang terbaik. Jangan takut pak!,” pungkasnya.***