Akan tetapi, lanjut Refly, kita juga tidak bisa mendelegitimasi seorang Donny, anggap saja dia menangkap denyut dinamika istana.
“Kira-kira begitulah suara istana, karena itu, kita terima saja. Katakanlah ucapan Donny sebagai sebuah kebenaran bahwa, satu, tidak ada yang perlu didialogkan, kedua, tidak mutu bertemu dengan HRS, itu yg dikatakan Donny,” ujarnya.
“Yang bisa bertemu dengan Presiden Jokowi hanya sekelas KH Said Aqil Siraj, Buya Syafii Maarif, sekelas Azyumardi Azra, dan mungkin juga ulama-ulama lain yang selama ini tidak menunjukan sikap konfrontatif, mungkin,” sambungnya.
Baca Juga: Terbukti, Bawaslu Ungkap Pelanggaran Prokes Terbanyak Berasal dari Kampanye Pilkada 2020
Jika seperti itu, tuturnya, untuk apa lagi berdialog dengan orang yang sudah satu pemikiran. Justru, tambahnya, dialog itu dengan orang yang berbeda pendapat, berbeda pemahaman dan pemikiran, bukan dengan orang yang satu arus.
Refly berpendapat, bahwa apa yang disampaikan oleh Donny tersebut, terlalu merendahkan seorang Habib Rizieq.
“Tidak bisa rasanya kita meremehkan seorang Habib Rizieq dengan mengatakannya tidak selevel dengan presiden. Kita tidak bisa mengatakan kelebihan itu sebagaimana dari kedudukan atau dari pendidikan. Tetapi, sebenarnya dari sejauh mana kita mau berkontribusi terhadap humanisme atau kemanusiaa,”pungkasnya.
***