Memburu Kelompok MIT di Sulteng, Satgas Tinombala Alami Kesulitan di Lapangan

- 3 Desember 2020, 12:18 WIB
Sejumlah anggota TNi yang tergabung dalam Satgas Tinombala sedang menyisir hutan di Dusun Lewonu, Desa Lemban Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah/ ANTARA/
Sejumlah anggota TNi yang tergabung dalam Satgas Tinombala sedang menyisir hutan di Dusun Lewonu, Desa Lemban Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah/ ANTARA/ /ANTARA


PR CIREBON - Setelah ditugaskan mencari kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divhumas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono mengatakan pencarian tersebut merupakan salah satu tantangan bagi Satgas Tinombala untuk menemukan kelompok pembunuh sadis terhadap satu keluarga di Sigi, Sulteng ini.

Lantaran kondisi geografis berupa hutan yang lebat membuat Satgas Tinombala kesulitan. Padahal satgas telah berupaya menyisir hutan belantara yang luas ini untuk mencari para pelaku tersebut.

"Semoga permasalahan geografis alam ini segera bisa diatasi," kata Awi di Kantor Bareskrim Polri, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari ANTARA News.

Baca Juga: AHY Mengunjungi Rumah Dinas Ganjar Pranowo, Ada Apa?

Kelompok MIT diduga masih berada diantara tiga kabupaten di Sulawesi Tengah yakni Sigi, Poso, dan Parigi Moutong atau berada di dalam Taman Nasional Lore Lindu yang membentang dari Sigi hingga Poso. "Dia naik turun gunung," ucap Awi.

Berdasarkan keterangan anggota MIT yang ditangkap, jika kelompoknya tiba-tiba melihat anggota Satgas Tinombala dari jarak 10 hingga 20 meter, mereka langsung mengambil posisi tiarap sehingga menyulitkan Satgas menemukan mereka apalagi ditambah kondisi hutan dengan pepohonan yang lebat.

Diketahui kelompok MIT tersebut ini kerap turun ke desa untuk meminta bahan makanan dari warga setempat demi bertahan hidup.

Baca Juga: Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia Lebih Baik dari Rata-rata, Prof Wiku Minta Masyarakat Tidak Lengah

"Turun ke desa, meneror masyarakat, meminta makan dan akhirnya mencuri atau merampok dengan kekerasan, termasuk dengan pembunuhan. Kemudian ujung-ujungnya ambil beras," ungkap Awi.

Sebelumnya, pada 27 november 2020 dikabarkan satu keluarga yang terdiri atas empat orang di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah dibunuh oleh sejumlah orang tak dikenal yang diduga kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Ali Kalora.

Keempat korban yang dibunuh kelompok ini adalah Yasa selaku kepala rumah tangga, Pinu, Nata alias Papa Jana alias Naka dan Pedi. Kemudian mereka membakar tujuh bangunan yaitu enam rumah warga dan satu rumah warga yang dijadikan pos pelayanan Gereja Bala Keselamatan.

Baca Juga: Skenario Petualangan Sherina 2 Selesai Digarap, Berikut Penjelasan Sherina Munaf

"(Warga) yang kasih (bahan makanan) tidak dianiaya. Namun kemarin ada perlawanan, sehingga yang terjadi demikian (empat warga tewas)," ujar Awi.

Selain itu, Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis juga telah memerintahkan kepada Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Abdul Rakhman Baso untuk berkantor di Poso, Sulteng.

Hal ini dimaksudkan guna fokus memburu kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora yang diduga menjadi pelaku pembantaian satu keluarga di Sigi.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x