Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia Lebih Baik dari Rata-rata, Prof Wiku Minta Masyarakat Tidak Lengah

- 3 Desember 2020, 11:34 WIB
Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito.
Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito. /Prisca Triferna/ANTARA


PR CIREBON - Tantangan kenaikan kasus positif Covid-19 saat ini dialami berbagai negara di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Menurut Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, Indonesia sebelumnya sudah mampu mengendalikan kasus positif nasional.

Dari data per 30 November 2020, kasus aktif di Indonesia sempat ada tren penurunan. Namun, kembali mengalami kenaikan kasus pada minggu kedua November.

Hal itu disampaikan Wiku saat memberikan keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Graha BNPB, sebagaimana juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa, 1 November 2020.

Baca Juga: Tak Penuhi Panggilan Pemeriksaan, Polda Metro Jaya Sebut Alasan Habib Rizieq Tak Wajar

"Meski demikian, saat ini angka kasus aktif di Indonesia masih berada dibawah rata-rata dunia dengan selisih sebesar 15,27%. Selain melihat masalah Covid-19 dari tingkat nasional, kita perlu melihat dengan kacamata elang, lebih luas, dan komprehensif yaitu dengan melihat kondisi terkini di negara-negara lainnya," tuturnya, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Coovid19.go.id

Melihat data perbandingan, kasus aktif Indonesia berada di kisaran 13,25%. Angka itu lebih rendah jika dibandingkan negara-negara di Eropa seperti Belgia (90,64%) dan Perancis (90,36%), yang sedang berada pada puncak kenaikan kasus, yang mana, kedua negara itu persentase kasus aktifnya sudah melebihi 90%.

Bahkan membandingkan dengan negara besar lainnya, dan memiliki kesamaan karakteristik dengan Indonesia, yakni Amerika Serikat berada di kisaran 39,06%.

Baca Juga: Soal Deklarasi Papua Merdeka, Jubir Kemenlu: Status Papua Sebagai Bagian dari Indonesia Sudah Final

"Atau (Amerika Serikat) 3 kali lipat dari angka kasus aktif di Indonesia,"tambah Wiku.

Lalu, membandingkan sejumlah negara di Asia Timur, seperti Korea Selatan (17,60%), Jepang (14,44%) dan Hongkong (13,65%) yang tengah mengalami tren kenaikan kasus. Jika melihat grafiknya, terlihat jelas di 3 negara itu ada fluktuasi dalam tren kasus aktif.

"Hal ini membuktikan bahwa negara-negara tersebut masuk dalam second wave (gelombang kedua) , yang banyak terjadi di beberapa negara di benua Eropa dan sebagian Asia," lanjutnya.

Baca Juga: Pertama di Dunia, Singapura Beri Izin Jual Daging Ayam Budidaya Labolatorium

Terakhir, jika melihat kasus aktif di Meksiko, terlihat pada grafiknya, ada tren kenaikan kasus yang cukup tajam dilihat dari ujung grafik yang menukik. Data perbandingan ini, kata Wiku sebagai pembelajaran bagi masyarakat. Bahwa pandemi Covid-19 masih terus berlangsung dan masyarakat diminta tidak lengah.

"Dari data nasional dan dunia, bisa kita ambil pelajaran, bahwa pandemi Covid-19 masih ada, dan ada dimana-mana. Tidak kenal umur, tidak kenal orang, cepat atau lambat, jika seseorang lengah maka akan menjadi penderita selanjutnya," tegas Wiku.

Menurutnya, pemerintah memahami bahwa masyarakat sudah jenuh dan lelah menghadapi pandemi ini. "Namun bukan berarti kita harus kalah. Tetap jaga semangat untuk terus memutus rantai penularan," pesan Wiku.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: covid19.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x