Waspada, Gunung Ile Lewotolok Status Siaga, PVMBG Rekomendasikan Tiga Hal Penting ke Masyarakat

- 30 November 2020, 07:48 WIB
Ilustrasi Erupsi Gunung Ile Lewotolok.
Ilustrasi Erupsi Gunung Ile Lewotolok. /ffuenzalida0/PIXABAY/ffuenzalida0

PR CIREBON- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melihat kenaikan status aktivitas vulkanik Gunung Ile Lewotolok dari semua level II atau Waspada menjadi level III atau siaga.

Hal itu dikatakan oleh Kepala Pelaksana BPBD Lembata Kanis Making saat dihubungi dari Kupang, Minggu, 29 November 2020 malam.

“Iya benar, pihak Vulkanologi sudah menaikan status gunung ini dari semula waspada menjadi siaga sejak pukul 13.00 WITA  siang tadi karena erupsi gunungnya sampai mengeluarkan batu-batu atau lava pijar,” katanya.

Baca Juga: DPR Sesalkan Sikap HRS Rahasiakan Hasil Tes Swab: Lebih Baik Dipublikasikan, Keselamatan Penting

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News, menyikapi kenaikan status itu PVMBG merekomendasikan beberapa hal, antara lain, pertama, masyarakat disekitar gunung maupun pengunjung, pendaki atau wisatawan tidak melakukan aktivitas di dalam radius empat km dari kawah puncak.

Kedua, penggunaan masker maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit. Ini direkomendasikan untuk menghindari dampak abu vulkanik yang mengakibatkan gangguan pernapasan akut maupun gangguan kesehatan lain.

Ketiga, PVMBG mengingatkan abu vulkanik saat ini jatuh di beberapa sektor di sekeliling Gunung Ile Lewotolok. Oleh karena itu, masyarakat yang bermukim di sekitaran aliran sungai-sungai yang berhulu di gunung ini untuk mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar, terutama musim hujan.

Baca Juga: Istana Kecam Pembunuhan Satu Keluarga di Sulteng, Mahfud MD: Satgas Tinombala Sedang Mengejar Pelaku

Dari pantauan BPBD Lembata, ujar dia, potensi bahaya Gunung Ile Lewotolok berupa lontaran batu atau lava pijar ke segala arah, hujan abu lebat yang penyebarannya dipengaruhi arah dan kecepatan angin, awan panas khususnya ke arah bukaan kawah, yang berada di sisi tenggara.

Selain itu, bahaya lain berupa longsoran material lapuk yang berada di kawah puncak ke arah tenggara maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu dari puncak gunung.

Terkait pengungsi, ujar dia, BPBD Lembata sudah mengevakuasi warga di 28 desa di dua kecamatan, serta melakukan kaji cepat untuk memenuhi kebutuhan dasar warga yang mengungsi.

Baca Juga: Ditemukan Monolit Logam Misterius di Gurun Utah, Diduga Hasil Karya Seorang Pematung

Sementara itu, rilis dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa berdasarkan Volcano Observatory Notice for Aviation atau VONA menunjukan warna oranye setelah Gunung Ile Lewotolok erupsi pagi tadi, 29 November 2020.

“VONA digunakan sebagai peringatan dini ketika terjadi erupsi gunung untuk keamanan penerbangan,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi kebencanaan BNP Raditya Jati.

Berdasarkan situ PVMBG, Gunung Ile Lewotolok berada pada status level II sejak 7 Oktober 2017. Peningkatan status dipicu oleh adanya peningkatan aktivitas vulkanik berupa kegempaan signifikan, terutama gempa tektonik lokal, vulkanik dalam dan vulkanik dangkal sejak pertengahan September 2017.

Pada sabtu lalu, 28 November 2020 gunung Ile Lewotolok erupsi pada pukul 05.57 waktu setempat dengan tinggi kolom teramati 500 meter dari puncak gunung. Arah abu condong ke arah barat.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x