Terkait Pemantauan Peserta Kartu Prakerja, DPR RI Sebut Kesalahan Penyaluran Masih Terjadi

9 November 2020, 09:22 WIB
Kartu Prakerja: DPR RI memantau jika program kartu prakerja perlu adanya kajian lagi karena masih ditemukan kesalahan penyaluran. /Instagram/@prakerja.go.id

 

PR CIREBON – Program Prakerja dari pemerintah sudah berlangsung sampai dengan 11 gelombang. Anggota Komisi DPR RI ke-9, Kurniasih Mufidayati, mengatakan perlu adanya kajian dan pemantauan relevansi target peserta program Piagam Pra-Kerja yang saat ini mencapai 5,6 juta orang.

Karena, kesalahan target distribusi yang masih terjadi harus terus dianalisis dan ditekan serendah mungkin.

"Selain itu, penyediaan pelatihan harus terus diperbanyak dan disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja yang semakin beragam," kata Kurniasih, pada Senin 9 November 2020. Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI.

Baca Juga: Terpilih Sebagai Presiden, Joe Biden Luncurkan Situs Web Transisi dengan 4 Prioritas Pemerintahannya

Sejauh ini pihaknya belum menerima hasil evaluasi yang mendalam atas pelaksanaan program tersebut. Dia mengaku mendapat beberapa keluhan dari peserta tentang pelatihan yang tidak sesuai kebutuhannya.

"Bahkan beberapa terlalu sederhana sehingga malah terkesan kontraproduktif karena masyarakat dapat menemukannya secara gratis di internet. Oleh karena itu, dari hasil evaluasi nanti akan banyak masukan yang dapat diberikan sebagai perbaikan atas program ini," jelasnya

Kurniasih menuturkan, persoalan bekerja di Indonesia adalah ketersediaan lapangan kerja. Perusahaan belum membuka banyak lowongan saat ini.

Baca Juga: Presiden Iran Sebut Pemerintahan Amerika Serikat Berikutnya Harus Menebus Kesalahan Donald Trump

Bahkan, mereka cenderung berhemat akibat dampak pandemi Covid-19. Untuk itu, dia menyarankan agar Indonesia mulai melirik pasar tenaga kerja terampil yang bisa dikirim ke luar negeri.

Program pelatihan yang paling banyak diminati, antara lain, manajemen, bahasa asing, keuangan, dan teknologi informasi (TI). Dan bidang-bidang itu merupakan kemampuan yang banyak dibutuhkan perusahaan. Jika merujuk pada data Komite Cipta Kerja.

“Hasil pembicaraan kami dengan BP2MI (Badan Perlindungan Pekerja Migran Indnesia) menggambarkan bahwa selain kerja di dalam negeri, ada peluang kerja di luar negeri yang amat menjanjikan. Bahkan, permintaannya cukup banyak, misalnya saja di negara Taiwan, Hongkong, Korea Selatan, dan Eropa timur," ujarnya.

Baca Juga: Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, Berikut 17 Objek Wisata di KRB III yang Ditutup Sementara WaktuBaca Juga: Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, Berikut 17 Objek Wisata di KRB III yang Ditutup Sementara Waktu

“Di sini, peran pemerintah akan menjadi sangat esensial dan membuktikan bahwa kerja sama antar negara akan dapat berjalan dengan baik," katanya.

Lowongan kerja di luar negeri, dia berharap, dapat diberikan informasinya oleh pemerintah. Keterampilan bahasa asing dan juga keahlian yang dibutuhkan lainnya juga tak lupa diberika.***

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler