PR CIREBON – Meskipun saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, nama Sandiaga Uno sering disebut akhir-akhir ini sebagai calon Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) selanjutnya.
Menanggapi isu tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ,Sufmi Dasco Ahmad, berharap koleganya tetap bersama dengan dirinya di partai yang dipimpin oleh Prabowo Subianto ini.
“Kami tetap berharap Sandi tetap menjadi keluarga besar kami,” kata Dasco kepada wartawan pada Selasa, 27 Oktober 2020, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs RRI.
Baca Juga: Sisi Lain Omnibus Law Dibongkar Mantan Komisi IX DPR: Sudah Tak Sesuai Syarat, Kaget Disahkan
Wakil Ketua DPR tersebut juga menambahkan bahwa selain PPP, banyak pula ajakan partai lainnya yang menginginkan Sandiaga Uno bergabung.
“Jadi nggak cuma PPP yang menawarkan,” ujar Dasco.
Meskipun begitu, Dasco yakin Sandiaga akan tetap bersama dengan Gerindra untuk menjalankan agenda-agenda politik ke depannya.
”Soal itu kami yakin Sandi tidak akan menerima ajakan partai lain,” tuturnya.
Baca Juga: Sorot Aktivitas Belanja, ShopeePay Deals Rp1 Hadir di Euforia 11.11
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal PPP, Achmad Baidowi mengatakan munculnya aspirasi dari beberapa cabang yang menginginkan Sandiaga Uno untuk menjadi Caketum PPP.
“Yang nyebut nama Sandiaga Uno ada beberapa DPC ya. Bukan saya yang usulkan ya,” ujar Awiek, sapaan akrabnya.
Awiek menyebut berdasarkan AD/ART PPP, calon ketua umum adalah harus yang orang pernah menjadi pengurus PPP di tingkat DPP atau DPW minimal satu periode.
Baca Juga: Bantu Daya Beli Masyarakat saat Pandemi, Kemensos Sebut 82 Persen Bantuan Sosial Tunai Sudah Tereali
Akan tetapi, Awiek mengatakan bahwa AD/ART tersebut bisa berubah pada saat digelarnya Muktamar. Sehingga semua tergantung para kader PPP, apakah ingin mengubah AD/ART atau tidak dengan mencalonkan Sandiaga Uno.
Selain Sandiaga, terdapat beberapa nama Caketum PPP selanjutnya, mulai dari Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa, kader senior PPP Akhmad Muqowam, Wantimpres Mardiono, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.***