Demo Tolak UU Omnibus Law Rugikan Jakarta Rp65 Miliar, 46 Halte TransJakarta Baru Pulih Desember

11 Oktober 2020, 12:17 WIB
Kondisi halte TransJakarta setelah kerusuhan demo Omnibus Law /Antara News

PR CIREBON - Aksi unjuk rasa penolakan UU Cipta Kerja pada Kamis 8 Oktober 2020 di Jakarta, berakhir ricuh dan berakibat pada banyaknya fasilitas umum yang rusak.

Fasilitas umum yang paling banyak kerusakan adalah halte milik TransJakarta dengan total 46 halte dan kerugian total fasilitas umum mencapai Rp65 miliar.

Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) Sardjono Jhony Tjitrokusumo memperkirakan layanan bus akan pulih total sebelum akhir 2020.

Pihaknya sedang melakukan perbaikan dan pembenahan di halte-halte yang rusak akibat aksi unjuk rasa UU Cipta Kerja yang berakhir ricuh.

Baca Juga: Hari Pertama Kejuaraan Catur Online Asia, Indonesia Duduki 5 Besar

"TransJakarta tetap mengupayakan agar semua masyarakat tetap bisa terlayani mobilitasnya terutama kebutuhan dalam hal transportasi untuk kegiatan sehari-hari," ujar Sardjono dalam keterangan tertulisnya, Sabtu 10 Oktober 2020.

TransJakarta secara sigap langsung berbenah untuk melakukan pembersihan terhadap halte-halte terdampak. Dimulai dari membersihkan pecahan puing-puing kaca dan puing sisa kebakaran serta mengecat ulang halte.

Ada empat kategori kerusakan halte yang telah didata oleh TransJakarta. Untuk halte dengan kerusakan minimum dipastikan tetap dapat beroperasi melayani penumpang.

Selanjutnya untuk halte-halte dengan kerusakan ringan seperti kaca pecah hingga dicoret-coret diharapkan dapat selesai ditangani dalam waktu dua hari.

Baca Juga: UU Cipta Kerja Tuai Kerancuan Bagi Migas, Pengamat : Ketidakpastian Investasi di Indonesia

Sementara untuk halte-halte dengan kerusakan sedang hingga berat memerlukan waktu perbaikan lebih lama, yakni 3-4 minggu.

Untuk halte dengan kerusakan parah seperti Halte Tosari dan Halte Bundaran HI yang dibakar massa diperkirakan selesai diperbaiki dalam jangka waktu 1-2 bulan.

Sejak Jumat 9 Oktober 2020, layanan TransJakarta sebenarnya sudah beroperasi dengan penyesuaian. Hanya halte yang mengalami kerusakan minimum saja yang beroperasi.

Perbaikan dan pembersihan dilakukan pihak TransJakarta dibantu Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta seperti Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Dinas Bina Marga dan PPSU.

Baca Juga: Menkeu Dilema di Tengah Pandemi Tak Terkendali, Suntik Pembiayaan Hijau untuk Pulihkan Ekonomi ?

Bahkan serikat pekerja yang merupakan Insan TransJakarta pun turut andil dalam pembersihan ringan yang diharapkan bisa rampung dalam dua hari.

Pihak TransJakarta juga terus mengimbau kepada pelanggan untuk tetap di rumah saja apabila tidak ada hal yang mendesak.

"Apabila meninggalkan rumah karena terpaksa maka Selalu terapkan 3M yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak dan selalu menjaga kesehatan," kata Sardjono, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News

Tags

Terkini

Terpopuler