Jangan Lengah dengan Kebenaran Informasi, Simak Cara agar Tak Terjerumus Berita Hoaks

2 Oktober 2020, 22:05 WIB
Ilustrasi hoaks. /Pixabay/Gerd Altmann/

PR CIREBON - Banyaknya informasi di media sosial membuat sebagian orang lengah dengan kebenaran informasi tersebut.

Tidak sedikit berita yang ada hanya manipulasi semata guna mempengaruhi sebagian orang, yang paling sensitif adalah berita politik.

Dari data Kominfo, terdapat kurang lebih sebanyak 3.801 hoaks sepanjang tahun 2019 dengan mayoritas berita politik. Ini didasari adanya penyelenggaran pemilu presiden dan wakil presiden.

Baca Juga: Studi Baru Covid-19: ASI Bisa Bantu Menghambat Virus Corona Menginfeksi Sel

Bukan hanya politik, melainkan banyak isu lainnya seperti agama, perdagangan, pendidikan, kejahatan, fitnah, internasional dan isu lainnya.

Tugas melawan hoaks bukan hanya dilakukan oleh kementerian terkait (Kominfo), namun harus dibarengi dengan usaha dari seluruh masyarakat. 

Dengan banyaknya peredaran berita hoaks, masyarakat dituntut untuk berhati-hati dalam menerima infomasi dan penting untuk masyarakat dalam mencari kebenaran atas informasi yang beredar di media sosial.

Baca Juga: Peringati Hari Batik Nasional, Kemenperin: Bukan hanya Mencintai Batik, Tapi Beli Produknya

Caranya mudah, diantaranya dengan komparasi antara satu dan media berita lainnya atau kita bisa mengunjungi forum anti-hoaks.

Forum anti-hoaks adalah media swadaya masyarakat yang resah terhadapat maraknya berita bohong. Forum ini digagas oleh banyak orang dengan banyak profesi.

Tujuannya adalah untuk memberikan informasi seakurat dan sebenar mungkin terhadap masyarakat mengenai berita yang ada.

Baca Juga: Jiwasraya Tetap Tegar Meski Jadi Sorotan, 4 Saksi Dugaan Korupsi Siap Diperiksa Kejaksaan

Mereka yang aktif dalam melawan hoaks biasanya mencari keakuratan dengan membandingkan beberapa media, melihat data atau memang menacari narasumber yang bersangkutan langsung terhadap berita tersebut.

Format tulisan anti-hoaks pun sudah diatur sedemikian rupa agar mempermudah pembaca dan penulis, dengan adanya tag pembeda, kategori, sumber, referensi, dan catatan yang harus ada pada setiap postingannya. Menurut Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Anti Hoax.

Tak cuma dengan narasi tertulis, sebuah foto juga bisa menjadi hoaks. Keahlian menilai foto palsu atau editan pun menjadi salah satu hal penting.

Baca Juga: Donald Trump Dinyatakan Positif Covid-19, IHSG Ditutup Melemah hingga 43,36 Poin

Hoaks sendiri diklasifikasikan menjadi 7 jenis menurut First Draft, yaitu:

1. Satir / Parodi: Tidak ada niat jahat, namun bisa mengecoh.

2. Fales Connection: Judul berbeda dengan isi berita, dst.

3. False Context : Konten disajikan dengan narasi konteks yang salah.

Baca Juga: Tak Bisa Ramalkan Kapan Krisis Pandemi Covid-19 Berakhir, Kemenkeu: Karakteristiknya Sangat Berbeda

4. Misleading Content : Konten dipelintir untuk menjelekkan.

5. Imposter Content : Tokoh public dicatut namanya.

6. Manipulated Content: Konten yang sudah ada, diubah, untuk mengecoh.

7. Fabricated Cotnent : 100 persen konten palsu.

Baca Juga: Bisnis Tak Terhalang Pandemi Covid-19, Pengusaha Batik Solo Optimalkan Penjualan Melalui Online

Untuk menjadi relawan anti-hoaks atau sekedar tau mana berita hoaks cukup mudah yaitu berbekal teliti atas data dan berita. Semua orang bisa berkontribusi.

Di Indonesia, anda bisa bergabung di Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH) yang ada di Facebook. Atau dengan mengunjungi situs turnbackhoax.com. Selain itu, bisa juga mengunjungi situs Kemenkominfo atau portal-portal berita terpercaya.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: turnbackhoax.id

Tags

Terkini

Terpopuler