Susahnya Jadi Erick Thohir, Sudah Mejeng Baliho Oleh FDB Tangsel Juga Dimusuhi Sesama Rekan Bisnis

29 September 2020, 06:45 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir. (Instagram/@erickthohir) /Foto: Instagram/@erickthohir/

PR CIREBON - Menduduki jabatan menteri yang memimpin banyak perusahaan negara, terlihat enak dan nyaman, tetapi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir justru mengatakan curhatnya.

Belum lama ini, wajah full face Erick Thohir mejeng nyata sebagai spanduk di depan PLN Tangsel oleh Forum Demokrasi Banten, lengkap dengan tulisan #Erickout yang seketika viral di media sosial. Ini membuktikan, sisi luar, dalam hal ini masyarakat yang merasa tak puas dengan kinerjanya.

Namun ternyata, sisi dalam pun tak berbeda, karena ia mengakui sejumlah rekan bisnisnya kecewa terhadap kebijakan yang diterapkan di BUMN, seperti proses tender atau pengadaan proyek di perseroan.

Baca Juga: Dinilai Lebih Efektif dan Tak Rugikan Masyarakat, Jokowi Minta PSBM Diberlakukan Berulang

Bahkan, sebagai akibatnya, hubungan Erick dengan rekan pengusaha tidak berjalan mulus, seolah dimusuhi, meski saat ini masih membuka diri untuk berkomunikasi.

"Kalau boleh jujur, ada teman-teman saya yang kecewa sama saya hari ini. Karena saya jelaskan kepada mereka policy yang saya lakukan ini tidak bisa berdasarkan kepentingan individu tapi kebijakan yang lebih baik dan besar manfaatnya," ungkap Erick dalam pernyataan pada Senin, 28 September 2020.

Lebih lanjut, Erick sendiri sudah menetapkan sejumlah syarat bagi perusahaan swasta yang ikut melakukan pengadaan proyek yang digagas BUMN, salah satunya ketersediaan fasilitas yang mumpuni.

Baca Juga: Gelar Doktor Refly Harun Kembali Dipertanyakan, Demokrat: Harusnya Bicara Ilmiah, Bukan Kayak Buzzer

Atas sebab itu, tidak ada istilah saling tunjuk dalam tender proyek, bila perusahaan swasta yang ingin terlibat harus mengikuti proses yang sudah ditetapkan.

"Misalnya, bagaimana saya meminta bahwa tender di BUMN tidak boleh saling tender, saling tunjuk kalau tidak bisa punya barangnya (fasilitas). Jadi, kalau ada teman pun yang punya proyek di BUMN harus terbuka atau transparan dan ikut proses yang benar," jelas Erick, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Warta Ekonomi.

Dengan langkah itu, ia menilai akan dapat menghindari tindakan semena-mena yang berujung merugikan masyarakat dan negara, bahkan secara terbuka dia menyebut tidak ingin menjadi bagian dari kelompok yang membuat kesalahan.

Baca Juga: Mitigasi Banjir Penting Buat Warga DKI Jakarta, DPRD: Bukan Kebijakan Populer atau Tidak, Pak Anies

Untuk itu, hingga saat ini dia memilih untuk jujur atau menyampaikan secara terbuka kepada rekan bisnisnya perihal aturan main di BUMN akan lebih mengutamakan kepentingan masyarakat ketimbang kepentingan kelompok.

"BUMN ini sepertiga dari ekonomi nasional, jadi kalau saya mementingkan 0,01% dibandingkan sepertiga ekonomi nasional, saya nggak mau jadi bagian yang salah di kemudian hari. Dan ini akan terlihat di suatu hari, mau diumpetin juga suatu hari akan terbuka, lebih baik kita terbuka dari awal," urainya.

Sedangkan di sisi lain, Erick mengimbau para pebisnis swasta untuk tidak mengelabui BUMN, karena kebijakan yang dibuat mungkin belum selamanya benar, tetapi diusahakan bermanfaat untuk khalayak.

Baca Juga: Wapres Maruf Amin: Hak Masyarakat Tahu Informasi Covid-19 Harus Terpenuhi, Sesuai Amanat UU

"Tetapi, di lain pihak saya bilang, jangan teman-teman swasta akhirnya ngakalin BUMN-nya. Saya terbuka menyampaikan, kalau ada kebijakan yang kurang ya, tidak selamanya kebijakan ini benar, tapi bermanfaat lebih besar, ini yang saya harapkan mereka lakukan dengan baik," pungkas Erick mengakhiri.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler