Biasanya Dukung KAMI, Fadli Zon Bantah Gatot Dipecat atas Film PKI: Dia Sudah Waktunya Pensiun

24 September 2020, 16:13 WIB
Mantan Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon. (Pikiran Rakyat) /Pikiran Rakyat

PR CIREBON - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon tampil beda dari biasanya mendukung gerakan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), kini ia berbicara bernada membantah terkait ucapan Gatot Nurmantyo yang menuding pencopotan dirinya sebagai Panglima TNI karena perintah menonton film G30S/PKI (Partai Komunis Indonesia).

Tepatnya, Fadli menilai pergantian Gatot karena sudah memasuki usia pensiun.

"Saya tak tahu persis apakah alasan pergantian Pak Gatot sebagai Panglima TNI karena ajakan menonton film G30S/PKI. Waktu itu (akhir 2017) saya menjabat Plt Ketua DPR menerima surat penggantian Pak Gatot dari Mensesneg RI di ruang kerja saya," ujar Fadli kepada wartawan di Jakarta pada Rabu, 23 September 2020.

Baca Juga: Surabaya Muak Deklarator KAMI Bergaduh PKI, MAS: Wajar Dipecat, Muatan Provokatif Harus Dilarang

Lebih lanjut, Fadli mengaku tidak tahu persis pergantian Gatot yang dinilai publik terlalu cepat, tepatnya Gatot menjabat sebagai Panglima TNI sejak 8 Juli 2015 hingga 8 Desember 2017.

Namun begitu, saat itu Gatot telah berusia 55 tahun yang disertai berita menyebutkan Gatot mengetahui kasus penyelundupan 5 ribu senjata ilegal.

"Tak ada alasan spesifik kenapa diganti cukup mendadak. Namun, Pak Gatot memang memasuki usia pensiun dalam beberapa bulan waktu itu," jelas Fadli, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI.

Baca Juga: PDIP Gerah Dituduh Pengaruhi Pilkada 2020: Baca Hasil Raker, Argumen Jelas Bukan Gibran dan Bobby

Sedangkan di sisi lain, mantan wakil ketua DPR RI ini sangat setuju dengan ajakan Gatot meminta jajarannya menonton film G30S/PKI, karena kudeta dan pembunuhan dilakukan PKI itu nyata.

"Saya sendiri setuju dengan ajakan menonton film tersebut. Sebagai sejarawan, saya membaca banyak buku, dan dokumen, serta mendengar dari banyak saksi mata bahwa jelas PKI melakukan kudeta, dan pembunuhan para jenderal/perwira," papar Fadli.

Untuk itu, Fadli mendorong film G30S/PKI dapat diputar kembali supaya memberikan pemahaman sejarah kepada generasi muda terhadap masa keberadaan PKI di Indonesia.

"Sebaiknya, film itu diputar kembali untuk mengingatkan sejarah yang tak boleh lagi terjadi. Jangan hapus jejak sejarah, atau memutarbalikkan sejarah," saran Fadli.

Baca Juga: Istana Bantah PKI Tumbuh dari RUU HIP: Sudah Ganti, Gatot Hanya Suara Sumbang Jelang 30 September

Sebagai informasi, Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo diketahui berbicara soal perintah menonton film 'G30S/PKI' dalam kanal YouTube Hersubeno Point.

Saat itu, Gatot Nurmantyo mulanya berbicara tahun 2017 saat generasi muda tidak percaya adanya PKI, hingga Gatot mengarahkan untuk nonton film 'G30S/PKI'.

"Pada saat saya menjadi Panglima TNI, saya melihat itu semuanya, maka saya perintahkan jajaran saya untuk menonton film G30S/PKI," urai Gatot.

Namun yang terjadi, ia justru mendapat peringatan akan mundur menjabat Panglima TNI dari kader PDIP, sehingga menduga ada kaitannya antara PKI dengan tindakan pemecatan yang didapatnya tersebut.

Baca Juga: BKPM Gagal Tarik Investasi TikTok dan Zoom, DPR Kecewa: Banyak Digunakan kok Indonesia Ga Untung ?

"Pada saat itu, saya punya sahabat dari salah satu partai, saya sebut saja partai PDI, menyampaikan, 'Pak Gatot, hentikan itu. Kalau tidak, pasti Pak Gatot akan diganti'. Saya bilang terima kasih, tapi di situ saya gas karena ini adalah benar-benar berbahaya. Dan memang benar-benar saya diganti," demikian isi cerita Gatot tersebut.***

 
Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler