Tren Pasien Sembuh Covid-19 Surabaya Meningkat, Risma: Hotel Isolasi Kosong adalah Bukti

19 September 2020, 10:35 WIB
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.* /Antara./

PR CIREBON - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengklaim bahwa saat ini tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di daerah yang dipimpinnya meningkat tajam, seiring dengan penularannya rendah.

Terbukti, jumlah pasien yang menjalani perawatan di hotel maupun Asrama Haji banyak yang sembuh.

Bahkan, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, tren kesembuhan pasien dalam satu bulan ini rata-rata per hari 80 ke atas.

"Untuk menjaga tren membaik kita tidak boleh lengah, justru kita malah turun dan agak keras. Kita turun lebih sistemik dibanding kemarin-kemarinnya," ungkap Risma dalam pernyataan yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI.

Baca Juga: Ketegasan Anies Baswedan Bukan Main, Tutup 23 Kantor Pelanggar PSBB saat Baru Berjalan 4 Hari

Lebih lanjut, pihaknya bersama jajaran TNI dan Polri akan terus berupaya memutus mata rantai Covid-19, bahkan tak segan menerapkan sanksi denda bagi pelanggar protokol kesehatan yang diharapkan efektif mendisiplinkan masyarakat.

"Kita harapkan denda-denda ini efektif dan bisa memberikan efek jera. Justru kita sekarang sering razia. Turun terus kita pantau terus daerah-daerah yang rawan," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Surabaya, Febria Rachmanita menjelaskan bahwa Pemkot Surabaya menggunakan metode perhitungan bobot indikator kesehatan masyarakat dalam melakukan self assessment untuk memonitoring dan evaluasi internal kasus Covid-19.

Baca Juga: Anies Baswedan Diminta Buat PSBB Mikro Serupa PSBMK Bogor, DPR: Penanganan Covid-19 Harus dari RW

Adapun hasil self assessment itu yang dilaporkan ke Provinsi dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Kita juga melakukan self assessment dengan membuat perhitungan yang mengacu pada (indikator) penilaian pusat (Kementerian Kesehatan). Dan ternyata, dari data yang ada, memang ada penurunan dari bulan-bulan sebelumnya," beber Febria.

Tepatnya, instrumen dalam self assessment itu memuat 14 indikator penilaian dan ditambah satu indikator Rt angka reproduksi efektif atau triangulasi.

Namun demikian, penilaian itu tak hanya menambah indikator Rt (triangulasi), tetapi juga penilaian melalui indikator epidemiologi, pelayanan kesehatan, evaluasi laju insidensi dan mortality rate juga dilakukan.

Baca Juga: Bantah Aksi Penyembuhan Paksa Pasien Covid-19 hingga Tembus 4000 Orang, DPR: Dirawat Sesuai Aturan

"Kalau kita lihat bobot dari indikator kesehatan masyarakat Surabaya mulai tanggal 7 sampai 13 September itu nilai skor kita ada 2.44. Artinya kita risiko rendah," paparnya.

Dengan demikian, klaim Risma atas skor tersebut berdasarkan perhitungan penilaian pada 14 - 15 indikator.

"Hal itu pula yang kemudian menyebabkan jumlah pasien yang menjalani perawatan dan isolasi di hotel sudah habis dan di Asrama Haji nyaris habis," pungkas Risma.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler