Influencer Banyak Terima Dana Ketimbang Riset Vaksin, DPR: Bukti Presiden Jokowi Hanya Peduli Citra

22 Agustus 2020, 12:14 WIB
DPR RI Soroti Anggaran Promosi Influencer : Pemerintah Hanya Pentingkan Citra /pikiran rakyat

PR CIREBON - Jasa influencer yang gencar digunakan pemerintah era Presiden Jokowi mulai menuai polemik saat data Indonesian Police Watch (ICW) membeberkan total dana yang digelontorkan mencapai Rp90,45 miliar.

Untuk itu, Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI, Mulyanto angkat bicara mengomentari bahwa pemerintah saat ini memang terlihat lebih mementingkan menghamburkan uang secara percuma, ketimbang riset vaksin Covid-19.

Padahal kondisi pandemi saat ini, harusnya anggaran lebih banyak diarahkan untuk lembaga riset yang sedang bekerja keras menyiapkan vaksin Covid-19, tetapi faktanya dana untuk penelitian itu hanya sekitar Rp5 miliar.

Baca Juga: Sangat Mungkin Sri Mulyani Direshuffle, Pengamat: Presiden Jokowi Tidak Cocok dengannya

Fakta lainnya, hasil kerja para peneliti vaksin ini sangat dibutuhkan masyarakat agar bisa keluar dari kondisi pandemi Covid-19 yang kian mencekik ini.

"Pemerintah terkesan lebih mementingkan citra daripada kesehatan dan keselamatan rakyat," kata Mulyanto, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com pada Sabtu, 22 Agustus 2020.

Lebih lanjut, Anggot Komisi VII DPR RI ini menyatakan ketimpangan alokasi anggaran ini sangat tidak wajar dari segi kepentingannya.

"Saat ini orang lebih butuh vaksin hasil riset para peneliti daripada celoteh para influencer," tegasnya.

Baca Juga: Influencer Bukan Hamburkan Uang Negara, Staf Presiden: Mereka Sampaikan Kebenaran, Why Not?

Atas sebab itu, Mulyanto mendesak pemerintah untuk lebih serius mendorong riset vaksin Merah Putih yang tengah dikembangkan Konsorsium Riset Covid Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek).

Tepatnya, konsorsium yang dimotori oleh LBM Eijkman dengan lembaga litbang nasional lainnya, termasuk pihak industri BUMN Kimia Farma sedang berupaya menemukan formula vaksin yang tepat untuk melawan Covid-19.

Dengan demikian, pemerintah seharusnya lebih serius mendukung kerja peneliti vaksin Covid-19 dengan cara menambah anggaran yang lebih memadai.

"Anggaran yang besar itu lebih baik dialokasikan untuk kepentingan riset vaksin. Nanti, ketika vaksin sudah diproduksi, Pemerintah dapat menghemat anggaran triliunan rupiah yang sebelumnya dialokasikan untuk keperluan impor vaksin," paparnya.

Baca Juga: Penemuan Obat Covid-19 Harus Diapresiasi, Pakar: Prestasi Anak Bangsa Banggakan Negara

Adapun bila melihat pidato Presiden Joko Widodo di Sidang Tahunan MPR 2020 pekan lalu menyampaikan, alokasi anggaran sebesar Rp25 triliun dari APBN 2021 hanya ditujukan pembelian vaksin dan alat kesehatan terkait penanganan Covid 19. Namun ini dengan asumsi harga vaksin sekitar 5-10 USD per dosis untuk 170 juta dosis.

"Dibanding total anggaran yang besar itu, alokasi untuk keperluan riset vaksin yang hanya Rp 5 miliar, sungguh seperti bumi dan langit," sindirnya.

Lebih dari itu, Mulyanto mengaku prihatin dengan tantangan yang dihadapi para peneliti, saat peneliti diminta bekerja cepat menemukan vaksin Covid-19, tapi saat itu juga pemerintah enggan menyediakan anggaran yang cukup.

Baca Juga: Tegas Saingi KAMI, Gerakan KITA Klaim Punya Tujuan Jaga Identitas Indonesia

"Ini perlu mendapat perhatian Presiden Jokowi, agar kita tidak sekedar menjadi Negara pengguna dan pembeli, tetapi mari kita dorong Indonesia menjadi Negara pembuat. Kita bisa kalau kita mau," tandas Mulyanto.***

 

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler