Rencana Regenerasi PDIP Serupa 'Pepesan Kosong', Pengamat: Seluruhnya Milik Trah Soekarno

27 Juli 2020, 17:04 WIB
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri /Doc Ist

PR CIREBON - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesi Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri sempat mengutarakan rencananya untuk melakukan regenerasi partai secara total pada 2024 mendatang.

Tepatnya, hal ini disampaikan Megawati dalam sambutan acara Peresmian 20 Kantor DPD/DPC/PDIP yang dilakukan secara daring pada Rabu, 22 Juli 2020 pekan lalu.

"Kita akan melakukan sebuah regenerasi, dapat dikatakan total pada tahun 2024," ungkap Megawati seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI.

Baca Juga: Fakta Menarik Yoon Jaehyuk TREASURE, Visual yang Dikenal Jahil dan Dijuluki 'Raja Casting'

Meskipun memang tidak dijelaskan secara rinci maksud dari regenerasi total yang ia sampaikan ke kader PDIP tersebut, apakah terkait dengan pergantian di pucuk pimpinan PDIP atau tidak.

Namun rupanya, menurut Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai rencana itu serupa 'pepesan kosong'.

Pasalnya, fakta membuktikan Megawati masih punya kendali penuh terhadap partai berlambang banteng moncong putih itu.

Baca Juga: Berkamuflase Menjadi Kakek Tua, Seorang Penipu Ulung Berhasil Bobol Rekening hingga Miliaran

"Karena partai ini sahamnya dimiliki trah Soekarno," ungkap Pangi pada Senin, 27 Juli 2020.

Untuk itu, pernyataan regenerasi Megawati akan sulit terwujud karena PDI-P sudah masuk dalam lingkaran partai politik oligarki dengan figur Soekarno sebagai sosok pemersatunya.

Sebagai informasi, Megawati merupakan Ketua Umum pertama PDI Perjuangan sejak 1999, tak lama setelah partai itu memisahkan diri dari PDI. Bahkan sebelumnya, ia juga tercatat pernah menjabat Ketua Umum PDI.

Baca Juga: DPR Beri Tantangan untuk Mendikbud, Nadiem Harus Buka-bukaan Mekanisme Program Organisasi Penggerak

Bahkan, bila pun ada kader yang berani dominan di luar trah Soekarno, maka dapat dipastikan kader tersebut akan disingkirkan, karena dianggap tidak patuh dengan instruksi partai.

"Pasti akan terdepak atau tersingkir dari gelanggang," pungkas Pangi.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler