Bantu Selamatkan 94 Pengungsi Rohingya, Nelayan Aceh: Kami Sedih Wanita Hamil Terdampar di Lautan

26 Juni 2020, 15:44 WIB
Pengungsi Rohingya Sk Hasan Ali / Shutterstock /

PR CIREBON - Sejumlah nelayan Aceh tak sampai hati membiarkan kelompok pengungsi Rohingya berdatangan dengan terkurung dalam kapal di tengah lautan.

Terlebih, para pejabat di Lhokseumawe, Aceh masih menolak untuk mengizinkan pengungsi Rohingya itu mendarat, karena khawatir akan penyebaran virus corona.

Namun rupanya, masyarakat setempat memberontak dengan sikap teguh pemerintah tersebut. Terbukti, sejumlah nelayan Aceh yang tergerak hatinya memilih menyelamatkan hampir 100 orang pengungsi Rohingya dari kapal yang telah rusak.

Baca Juga: Ratusan Kader PDIP Konvoi Tuntut Pelaku Aksi Pembakaran Bendera Partai, Megawati: Kader Siap Siaga

Disebutkan secara detail bahwa ada 94 orang pengungsi Rohingya dengan 30 anak-anak di antaranya yang berhasil diselamatkan oleh para nelayan pada Kamis, 25 Juni 2020 lalu.

Mereka menyelamatkan para pengungsi Rohingya dangan menggunakan perahu milik mereka sendiri dengan dasar murni alasan kemanusiaan.

"Ini murni karena alasan kemanusiaan. Kami sedih melihat anak-anak dan wanita hamil terdampar di laut," ungkap nelayan Aples Kuari yang dikutip dari Aljazeera.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Benarkah Mencium Bau Cuka Bisa Deteksi Seseorang Terkena Covid-19 atau Tidak?

Meskipun kepala polisi setempat Eko Hartanto mengatakan ingin mengirim kembali pengungsi Rohingya yang sebagian besar Muslim kembali ke laut daripada memberi mereka tempat tinggal sementara.

Hanya saja, sikap kepolisian menjadi lunak usai mendapat aksi protes hingga para pengungsi Rohingya itu sekarang telah diberi tempat tinggal sementara di rumah-rumah pribadi milik warga.

Selanjutnya, para pengungsi Rohingya akan segera diperiksa oleh staf medis untuk memastikan mereka bebas virus.

Baca Juga: Gejala Baru Corona, Profesor Inggris Ungkap Serang Saluran Eustachius hingga Hilangkan Pendengar

Adapun keberanian sejumlah nelayan Aceh untuk menyelamatkan para pengungsi Rohingya sukses mendapat pujian dari Amnesty Internasional. Aksi penyelamatan itu disebut sebagai momen solidaritas yang optimis.

"Diselamatkannya pengungsi Rohingya adalah momen optimisme dan solidaritas," tutur Direktur Eksekutif Indonesia Usman Hamid dalam sebuah pernyataan.

Bahkan, aksi penyelamatan itu juga menjadi buah bibir karena Aceh memang dikenal sebagai masyarakat terpuji yang berani mengambil risiko.

Baca Juga: Pengaruhi Jepang Tolak Jadi Tuan Rumah Nuklir AS, Tiongkok Ingatkan Kembali Sejarah Perang Dingin

“Ini adalah sikap terpuji dari masyarakat Aceh yang berani mengambil risiko. Akhirnya anak-anak, perempuan dan laki-laki ini dapat dibawa ke pantai. Mereka telah menunjukkan yang terbaik dari kemanusiaan,” paparnya.

Sementara itu, sekitar satu juta Rohingya tinggal di kamp-kamp pengungsi di Bangladesh, setelah melarikan diri dari rumah mereka di Myanmar pada tahun 2017 lantaran penumpasan militer yang brutal.

Selain Bangladeh, Malaysia dan Indonesia menjadi negara dengan pengungsi Rohingya terbesar dengan mayoritas Muslim yang akan mengizinkan pengungsi Rohingya untuk menetap.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler