Pengaruhi Jepang Tolak AS, Tiongkok Ingatkan Kembali Sejarah Perang Dingin

- 26 Juni 2020, 12:23 WIB
Ilustrasi nuklir.*
Ilustrasi nuklir.* /pixabay

PR CIREBON - Tindakan Amerika Serikat (AS) yang ingin menjadikan Jepang sebagai negeri tuan rumah atas sejumlah hulu ledak nuklir segera menarik perhatian Tiongkok. Pasalnya, ini berarti akan membuat Tiongkok seperti sedang menempatkan benda berbahaya di depan pintu mereka.

Untuk itu, Beijing tak akan duduk diam menatap hening. Tiongkok segera melancarkan taktik pengaruhi Jepang untuk menolak perjanjian menjadi tuan rumah nuklir jarak menengah Amerika di tanah sakura.

Lebih lanjut, lansiran dari South China Morning Post memperlihatkan aksi Tiongkok yang meminta Jepang untuk lebih mempertahankan kebijakan berorientasi ke sisi pertahanan.

Baca Juga: Ditolak Umat Islam Indonesia, Unilever Bangga Tunjukkan Logo Baru Dukung LGBT

"Sementara itu, Tiongkok berharap Jepang dan negara-negara lain dapat memertimbangkan perdamaian dan stabilitas regional, bertindak dengan bijaksana dan mengatakan tidak kepada AS yang ingin mengerahkan rudal jarak menengah di tanah mereka sehingga mereka tidak menjadi korban plot geopolitik AS di kawasan itu,” ungkap juru bicara Kementerian pertahanan Tiongkok, Wu Qian.

Sedangkan dalam pernyataan terpisah, Kementerian Luar Negeri Tiongkok mendesak Jepang untuk mempertahankan kebijakan yang berorientasi pada pertahanan seperti yang tercantum dalam konstitusi.

"Karena alasan historis, tren keamanan militer Jepang selalu mendapat perhatian dari komunitas internasional dan negara-negara tetangganya di Asia. Kami mendesak Jepang untuk sungguh-sungguh mempelajari pelajaran sejarah," jelas juru bicara Kemenlu Tiongkok Zhao Lijian.

Baca Juga: KABAR DUKA, Nenek Jargon 'RCTI OKE' Asal Banjarmasin Dikabarkan Meninggal Dunia di Usia 66 Tahun

Adapun tindakan Tiongkok ini untuk menanggapi laporan yang menyebut AS sedang mempertimbangkan untuk menempatkan rudal jarak menengah di Asia.

Terlebih, pakta kontrol senjata era Perang Dingin menjelaskan para penandatangan setuju untuk tidak memiliki, memproduksi atau menguji terbang rudal jelajah yang diluncurkan di darat yang memiliki jangkauan 500-5.500 km (310-3.400 mil).

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: South China Morning Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x