Hikmah Pandemi Covid-19 di Indonesia, 5 Ventilator Lokal Tercipta Hanya dalam Waktu 3 Bulan

21 Juni 2020, 12:39 WIB
VENTILATOR hasil kolaborasi FKUI dan FTUI tersebut dinamakan Covent-20.* /DOKUMENTASI UI/

PR CIREBON - Dalam setiap kesulitan pasti ada hikmah yang dapat dipetik, seperti saat keadaan pandemi Covid-19 melanda Indonesia, ternyata ada hikmah dalam sisi peneliti lokal.

Sejumlah peneliti lokal serupa dengan internasional, juga berlomba-lomba menemukan alat yang meringankan keadaan pandemi ini.

Bahkan, tak tanggung-tanggung 5 ventilator lokal dapat diciptakan periset hanya dalam waktu tiga bulan saja.

Baca Juga: Tuduh RUU HIP Memuat Paham Komunis, Habib Rizieq Center Desak Pemerintah Gugat Partai Pengusung

Padahal, bila dalam situasi normal, proses ilmiah ini dapat membutuhkan waktu minimal satu tahun anggaran untuk mendorong inovasi.

Namun rupanya saat situasi terdesak, justru membuat Indonesia mampu menghasilkan lima jenis ventilator yang sudah mulai masuk tahap produksi dan yang bermanfaat bagi penanganan pasien Covid-19.

Hal itu diungkapkan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro pada Sabtu, 20 Juni 2020.

Baca Juga: Dinilai Tak Independen Lagi Usai Dekati Tiongkok, Uni Eropa Gandeng AS Bermaksud Rombak Struktur WHO

"Bayangkan, riset dan inovasi yang biasanya di proposal dilakukan minimal dalam satu tahun anggaran, ini hanya dalam hitungan tiga bulan, sudah menghasilkan produk-produk inovasi yang berkualitas, luar biasa dan sangat dibutuhkan bangsa Indonesia, yang pada saat yang sama, bangsa lain juga sedang berlomba-lomba membuatnya," ungkap Bambang dalam keterangan tertulisnya.

Adapun lima ventilator yang dikembangkan anggota Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 yang dibentuk Kementerian Riset dan Teknologi, sudah mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan, setelah lulus uji sertifikasi dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan.

Baca Juga: Ketegangan di Lembah Galwan Membara, Tubuh Tentara India Ditemukan Telah Dimutilasi

Setelah mendapatkan izin edar, kelima ventilator tersebut segera memasuki tahap produksi massal. Sejumlah ventilator buatan dalam negeri sudah diproduksi dan dimanfaatkan oleh rumah sakit dalam membantu menyelamatkan pasien Covid-19.

Secara jelas, lansiran Antara News menyebutkan lima jenis ventilator, meliputi BPPT3S-LEN, GERLIP HFNC-01, Vent-I Origin, COVENT-20 dan DHARCOV-23S.

Ventilator pertama BPPT3S-LEN, adalah ventilator berbasis Ambu Bag dan Cam dikembangkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama PT LEN.

Lebih detail, BPPT3S-LEN mendapatkan Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES RI ADK 20403020870, sekaligus sedang dalam proses produksi sebanyak 100 unit ventilator.

Baca Juga: Kamuflase Korea Utara Tarik AS, Sengaja Picu Ketegangan Korsel Agar Bincangkan Denuklirisasi Lagi

Kemudian kedua adalah GERLIP HFNC-01, yakni ventilator yang dikembangkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasama dengan PT Gerlink Utama Mandiri.

Ventilator High Flow Nasal Cannula (HFNC) ini dibuat agar bermanfaat untuk mencegah pasien tidak sampai gagal nafas dan tidak harus diinkubasi menggunakan ventilator invasif, dengan cara memberikan terapi oksigen beraliran tinggi. Hanya saja, sampai saat ini baru diproduksi lima unit.

GERLIP HFNC-01 sendiri, diketahui telah mengantongi Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES RI ADK 20403020951.

Baca Juga: Penghinaan Bagi Prajurit Tiongkok, Xi Jinping Takkan Laporkan Jumlah Korban Tewas di Lembah Galwan

Berikutnya ketiga adalah Vent-I Origin merupakan model ventilator Continuous Positive Airway Pressure (CPAP), dikembangkan Yayasan Pembina Masjid Salman Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Universitas Padjajaran dan Institut Teknologi Bandung.

Vent-I juga sudah mendapatkan Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES RI ADK 20403020696. Bahkan, hingga Jumat lalu sudah sebanyak 139 unit Vent-I dari total target produksi 800 unit, telah didistribusikan kepada sejumlah rumah sakit.

Baca Juga: Jaga Perasaannya, Berikut 5 Zodiak yang Sulit Memaafkan Kesalahan Orang Lain, Gemini Salah Satunya

Sedangkan keempat adalah COVENT-20 yang merupakan ventilator hasil kolaborasi dari para peneliti di Fakultas Teknik Universitas Indonesia dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Jakarta, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II Jurusan Teknik Elektromedik.

COVENT-20 dinilai mudah dibawa dan dapat digunakan dalam keadaan darurat karena memiliki dua mode operasi yaitu mode Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) dan Continuous Mandatory Ventilation (CMV).

Baca Juga: Rayakan Juneteenth karena Hak Sipil Belum Berakhir, AS: Sejarah Hitam adalah Sejarah Amerika

Secara detail, Mode Ventilasi CPAP dioperasikan saat kondisi pasien masih sadar untuk membantu oksigenasi ke paru-paru pasien, sedangkan mode CMV dioperasikan ketika pasien tidak sadar atau mengalami kesulitan mengatur pernafasannya untuk mengambil alih fungsi pernafasan pasien.

Namun rupanya, kedua mode itu hanya dapat digunakan saat pasien berada di rumah atau dalam perjalanan atau di mobil ambulans, tetapi tidak digunakan di ruang isolasi.

COVENT-20 yang sudah mendapatkan Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES AKD 20403021003 ini telah berhasil memproduksi sekitar 300 unit.

Baca Juga: Hilangkan 5 Zona Merah, Jawa Timur Sisakan 7 Daerah Parah Corona dengan Surabaya Jadi Tertinggi

Kemudian yang kelima atau terakhir adalah DHARCOV-23S adalah Ventilator Emergency CMV dan CPAP berbasis pneumatic DHARCOV 23S.

Ventilator yang dikembangkan oleh BPPT bekerjasama dengan PT Dharma Precission Tools itu juga sudah mendapatkan Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES RI AKD 20403020892.

Dharcov-23S PUN telah memasuki fase produksi massal dengan total unit produksi tahap pertama sebanyak 200 unit ventilator.

Baca Juga: Ditembak Main TOD, Ayu Ting Ting Curahkan Isi Hati Ungkap Ivan Gunawan Jadi Hal Paling Disyukuri

Sementara itu, masih ada sejumlah ventilator lain yang dikembangkan, seperti BPPT3S-Poly yang masih dalam uji sertifikasi dan Robot ventilator ala Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).***

 
Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News

Tags

Terkini

Terpopuler