Garuda Indonesia Terancam Bangkrut, DPR RI Minta Penjelasan dari Menteri BUMN Erick Thohir dan Jajarannya

4 Juni 2021, 16:30 WIB
Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia. /Pixabay/Fariz Priandana

PR CIREBON - PT Garuda Indonesia yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terancam bangkrut.

Kejelasan mengenai risiko gulung tikarnya Garuda Indonesia ini dibahas intens dalam rapat kerja antara Komisi VI DPR RI dengan Kementerian BUMN.

Garuda Indonesia dianggap kalah saing dengan Lion Group dalam hal menarik minat pasar.

Baca Juga: Kylie Jenner Dikabarkan Sedang Memperluas Bisnis untuk Produk Perawatan Bayi

Dikutip Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari DPR.go.id, Anggota Komisi VI DPR RI Evita Nursanty mengkritik habis direksi Garuda Indonesia karena dinilai tidak memiliki terobosan dan sudut pandang bisnis yang jelas.

Dalam hal ini Evita menuntut untuk Kementerian BUMN dapat secara transparan membuka keadaan Garuda Indonesia saat ini.

Evita terang-terangan menyampaikan kepada Menteri BUMN, Erick Thohir beserta jajarannya kalau Garuda Indonesia sama sekali tidak kreatif dan bahkan kalah jauh jika dibandingkan dengan Lion Group.

Baca Juga: Katy Perry Ungkap Kegembiraan saat Pertama Kali Jadi Seorang Ibu: Cinta Tanpa Syarat, Baru Merasakannya

Ia berpendapat kalau Lion Group sekarang telah menguasai pasar yang dulunya dikuasai oleh Garuda Indonesia.

“Sekarang pangsa pasar itu dikuasai Lion Group sekarang ini. Terus terang saja. Jam terbangnya tidak Convenience,” ujarnya.

“Jadi sudah bicara penyelamatan tapi kita tak pernah bertanya ke Garuda mereka punya terobosan apa. Tidak ada kalau saya boleh katakan,” sambung Evita.

Baca Juga: Imbang Lawan Thailand, Pelatih Timnas Indonesia Sebut Hanya Evan Dimas yang Punya Jam Terbang Internasional

Evita dengan tegas mengungkapkan semenjak dari lima tahun lalu, Garuda Indonesia sama sekali tidak membuat terobosan atau inovasi.

“Lima tahun dari sekarang ke belakang sama-sama saja tidak pernah membuat sesuatu,” kata Evita.

Oleh karena itu, Evita menginginkan Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan apa yang terjadi di Garuda Indonesia.

Baca Juga: Ibadah Haji 2021 Batal, Tifatul Sembiring: Coba Lobby Diplomasi Saudi, Rukun Islam ke-5 ini

Pasalnya di media sosial tengah ramai mengenai pembahasan adanya narasi empat opsi penyelamatan Garuda.

Opsi tersebut bisa dikatakan sebagai jalan buntu atau sulit bahkan mustahil untuk dijalankan.

Berikut ini daftar opsi yang ramai dibicarakan di media sosial mengenai langkah penyelamatan Garuda Indonesia yang tengah dikaji oleh Kementerian BUMN dan tersebar di kalangan media:

Baca Juga: Pemberangkatan Haji Dibatalkan, DPR RI Sarankan Relokasi Anggaran Rp250 Miliar Untuk Kebutuhan Lain

Opsi 1: Pemerintah terus mendukung dan memberikan pinjaman atau suntikan ekuitas kepada Garuda.

Opsi 2: Menggunakan hukum perlindungan kebangkrutan untuk merestrukturisasi garuda Indonesia.

Opsi 3: Merestrukturisasi garuda Indonesia dan mendirikan perusahaan maskapai nasional baru.

Ini adalah salah satu opsi yang mustahil dilakukan.

Baca Juga: DPR RI Desak Pemerintah Bertanggung Jawab untuk Memulangkan 7300 PMI Malaysia ke Indonesia

Opsi 4: Garuda Indonesia dilikuidasi dan sektor swasta dibiarkan mengisi kekosongan.

Evita berpendapat jika melihat opsi pertama dirasa tidak mungkin dilakukan, karena akan mengakibatkan warisan utang Garuda Indonesia yang terus menumpuk.

Opsi kedua dan ketiga juga dirasa tidak mungkin dilakukan. Dan apabila menerapkan opsi keempat, artinya kedepannya Indonesia akan kehilangan maskapai nasional.

Baca Juga: Varian Delta Covid-19 Sekarang Dominan di Inggris, Meningkat 5.472 Kasus dalam Seminggu

Garuda Indonesia saat ini membutuhkan keputusan extraordinary dari direksi dan juga Kementerian BUMN di luar empat opsi guna menyelamatkan Garuda sebagai maskapai nasional Indonesia.

Meskipun begitu Politisi PDI-Perjuangan itu mengakui bahwa permasalahan Garuda Indonesia ini adalah masalah klasik yang tak pernah diselesaikan.

“Ini terkait dengan problem puluhan tahun lamanya hingga sekarang yang ketubannya di menteri yang sekarang,” tandas Evita.

Perlu diketahui bahwa Garuda Indonesia sebelumnya telah menawarkan langkah pensiun dini kepada karyawannya hanya untuk bisa bertahan sebagai maskapai nasional.

Editor: Asri Sulistyowati

Tags

Terkini

Terpopuler