Mengejutkan! Data Rahasia FPI Diungkap, Kompolnas: 37 Anggota Tergabung Kelompok Teroris

14 Desember 2020, 14:43 WIB
Logo kompolnas. /Twitter @kompolnasri./

PR CIREBON - Sebuah data rahasia yang hanya dimiliki oleh Kompolnas diungkap ke hadapan publik, bahwa anggota FPI tergabung dalam organisasi Teroris.

Seperti yang dikatakan oleh Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Mamoto yang telah mencatat ada 37 anggota maupun mantan anggota Front Pembela Islam (FPI) yang bergabung dalam kelompok teroris.

Dan beberapa dari mereka telah kedapatan terlibat dalam melakukan sebuah aksi teror dan bergabung dalam organisasi JAD dan MIT.

"Saya buka datanya ada 37 anggota FPI atau dulunya anggota FPI yang kemudian gabung dengan JAD (Jamaah Ansharut Daulah) dengan MIT (Mujahidin Indonesia Timur) dan sebagainya yang terlibat aksi teror," kata Benny, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari unggahan video pada akun Twitter Ferdinand Hutahaean.

Baca Juga: Setelah 51 Tahun Berlalu, Pesan Kode dari Pembunuh Zodiak Berhasil Dipecahkan

Menurut Benny bahwa data tersebut didapat atas kapasitasnya sebagai kepala Pusat Riset Ilmu Kepolisian dan Kajian Terorisme di Universitas Indonesia (UI).

Dan bahkan data itu minim diungkap ke publik, demi menjaga stabilitas keamanan dan kegaduhan di masyarakat.

"Data ini belum banyak dipublikasikan media massa," ujar Benny.

Benny Mamoto selaku Ketua Harian Kompolnas mengatakan bahwa Sebanyak 37 orang itu juga disebutkan masih aktif sebagai anggota FPI ketika terlibat terorisme.

Baca Juga: Rusia Luncurkan Rudal Balistik Bulava Tenaga Nuklir, Jarak Lebih dari 5.500 Meter

"Mereka beraksi di Aceh, mengebom Polresta Cirebon, hingga menyembunyikan teroris Noordin M Top," ujar Benny Mamoto

“Ada yang menyembunyikan Nurdin M Top. Ada yang merakit bom dan sebagainya. Data-data ini memang belum dipublikasikan ke media massa. Ini sudah melalui proses hukum. Sudah divonis lewat pengadilan sehingga ini sahih datanya,” kata Benny.

Benny menambahkan sebuah kesimpulan yang didapat dari data-data tersebut, bahwa ada sebagian anggota FPI yang memang pernah menjalani pelatihan paramiliter dan bahkan memiliki senjata.

Baca Juga: Diminta Serahkan Diri, Ketum FPI Datangi Polda Metro Jaya untuk Beri Keterangan Sebagai Tersangka

Oleh karena itu Benny mengatakan, data tersebut harus menjadi masukan bagi pihak Polri dalam menangani kasus yang melibatkan dan berhubungan dengan anggota FPI.

“Ketika melihat data seperti ini maka ketika menghadapi mereka harus mempertimbangkan kemampuan itu. Bahkan ada yang masih aktif jadi anggota FPI pernah nyembunyikan Nurdin M Top di Pekalongan dan sebagainya," ujar Benny.

Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Mamoto menegaskan kalau data tersebut bukan rekayasa. Jejak proses hukum di pengadilan menjadi bukti keterlibatan 37 orang itu.

"Inilah fakta yang kemudian kita harus ekstra hati-hati menghadapi kelompok ini. Kalau kita meruntut vonis pengadilannya itu ada. Jadi bukan rekayasa dan pembentukan opini,” ucapnya

Baca Juga: Terkait Penganiayaan di Cilincing, Polisi Amankan Tujuh Pelaku, Ini Tampangnya

Saat ini Bareskrim Polri tengah menangani kasus penembakan enam anggota FPI yang di jalan Tol Jakarta-Cikampek pada 7 Desember. Sebelumnya kasus tersebut ditangani Polda Metro Jaya.

Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo menyatakan, Mabes Polri lewat Bareskrim sengaja mengambil alih kasus tersebut untuk menghindari konflik kepentingan.

Sebab, dalam kasus tersebut, ada personel Polda Metro Jaya yang menjadi korban sehingga dikhawatirkan mengganggu objektivitas penyidik.

"Untuk menjaga profesionalisme, obyektivitas dan transparansi penyidikan, maka penyidikan dilaksanakan secara scientific crime investigation," kata Listyo. dikutip dari Divisi Humas Polri

Baca Juga: Vaksin di Indonesia Sudah Ada, IDI Optimis: Ini Bisa Hentikan Penularan Covid-19

Dalam kasus tersebut Polri dan FPI memberikan keterangan yang berbeda. Polri lewat Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menyatakan anggota FPI menyerang polisi lebih dulu sehingga polisi menembak keenam anggota FPI hingga tewas.

Sementara versi FPI, penembakan keenam anggota mereka terjadi saat polisi mengadang anggota FPI tersebut.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Twitter @FerdinandHaean3

Tags

Terkini

Terpopuler