Dalam sebuah pernyataannya, mereka mengatakan para jurnalis terbunuh dalam serangan udara Israel. Masing-masing Said al-Tavil, Muhammed Subh, Hisham en-Nawacihe, Ibrahim Lafi, Muhammed Cergun, Muhammed es-Salihi, Esad Shemlah dan Selame Mime.
Sementara dua jurnalis lainnya, yakni Nidal al-Vahidi dan Heysem Abdulvahid, hingga saat itu masih belum ditemukan.
Baca Juga: Kades Gembong Kabupaten Tangerang Dilaporkan ke Kejaksaan, Ini Kasusnya
Tragisnya, rumah tiga jurnalis hancur lebur dan setidaknya 40 kantor media juga dilaporkan menjadi target serangan udara dari pesawat-pesawat tempur Israel.
Situasi di Jalur Gaza sendiri makin memanas setelah serangan mendadak yang dilakukan oleh kelompok militan Palestina Hamas ke wilayah Israel.
Israel melakukan balasan dengan meluncurkan serangan udara dan melakukan blokade total terhadap wilayah yang dikuasai Hamas itu, dengan melarang pasokan air dan listrik, yang kian memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah parah.
Baca Juga: Lagi, Bulog Indramayu Distribusikam Bantuan Pangan Untuk Bulan Oktober 2023
Setidaknya 2.100 orang tewas dalam serangan itu – 900 warga Palestina dan 1.200 warga Israel.
Jalur Gaza, yang dihuni hampir 2,2 juta orang, telah mengalami kesulitan karena pengepungan Israel yang membatasi akses mereka untuk mendapatkan makanan, obat-obatan, dan barang-barang lainnya sejak 2007.***