SABACIREBON- Rupiah masih kokoh menjadi mata uang di tanah air. Tidak hanya secara fisik, Rupiah pun digunakan untuk transaksi online.
Namun, di Kabupaten Majalengka, tepatnya di Blok Wates, Desa Jatisura, Kecamatan Jatiwangi, ada mata uang lain selain rupiah yang digunakan oleh masyarakat untuk bertransaksi. Mpleng, demikian nama alat transaksi yang digunakan oleh warga blok itu.
‘Mata Uang’ yang terbuat dari Tanah Liat yang dibakar untuk disepakati jadi alat transaksi di pasar rakyat, Pasar Wakare. Sama seperti rupiah, Mpleng itu pun terdiri dari beberapa pecahan, dari mulai 1 Mpleng, 5, dan 10 Mpleng.
Baca Juga: Rupiah Indonesia Berpotensi Menjadi Mata Uang dengan Performa Terbaik di Asia pada Tahun 2021
Untuk mendapatkan alat transaksi sah di Pasar Wakare, pengunjung bisa menukarnya dengan uang rupiah, di kasir. Dengan pecahan rupiah sebesar Rp20 ribu, pengunjung akan mendapatkan 20pleng, dengan berbagai macam pecahan.
Dengan menggunakan Mpleng, pengunjung bisa membeli berbagai jenis jajanan, dari mulai Pecel Lontong, gorengan, es, kopi, dan lain-lain.
“Transaksinya pake koin ini (Mpleng), bukan rupiah. Penukarannya di sediakan juga di kasir. Ini (Mpleng) sebenarnya sering dipakai di acara Jaf,” kata penggiat Ekraf dari Jatiwangi art Factory (JaF) Ismal Muntaha ditemui wartawan di sela-sela kerjanya, Rabu 25 Januari 2022.
Baca Juga: Mengejutkan! Ditemukan Harta Karun Berlimpah Emas Batangan dan Koin Emas di Rumah Tua Prancis
Menurut dia,penggunaan Mpleng sendiri, jelas dia, merupakan salah satu kampanye Majalengka sebagai kota Terakota.