“Ini (Pasar) Diadakan sama warga kampung Wates. Pasar tematik. Panganan lokal yang memang dibuat oleh warga. Jajanan zaman dulu. Penamaan Wakare sendiri karena kampung ini punya sejarah Wakare saat zaman Jepang dulu,” ujarnya.
Ia menjelaskan panitia Pasar Wakare Iing Solihin menjelaskan, ke depan, acara tersebut akan rutin dilaksanakan setiap hari Minggu. Untuk sementara, baru diisi oleh 15 stand, yang semuanya merupakan warga asli Kampung Wates.
Baca Juga: Legenda Imlek, Koin dalam Amplop Merah untuk Mengusir Monster
“Nantinya setiap hari Minggu. Setiap hari juga sebenarnya ada, tapi hari pasarannya itu hari Minggu. Ke depan mungkin akan lebih banyak lagi stannya,” ucapnya.
Salah satu pengunjung Erik mengaku tertarik datang ke Pasar Wakare, karena alat transaksi yang digunakannya berbeda dengan di tempat lain.
“Unik sih. Terus ini kan semakin menguatkan kesan identitas Jatiwangi kota Genteng. Karena bahannya juga kan sama kaya bikin Genteng,” pungkasnya.***